tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi cuaca dampak bencana siklon Seroja akan membaik setelah 7 April 2021. Hal tersebut terjadi karena siklon mulai menjauh setelah 7 April mendatang.
"Diprediksi setelah tanggal 7, yaitu tanggal 8-9 kondisi sudah semakin membaik karena siklonnya semakin jauh," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Selasa (6/4/2021).
Dwikorita menambahkan, kondisi cuaca di NTT akan diikuti dengan hujan lebat, kilatan petir hingga angin kencang. Namun situasi iklim setelah 7 April akan langsung membaik.
"Setelah itu, insya Allah prediksinya situasi cuaca sudah semakin membaik. Tapi, gelombang di lautan masih berpotensi tetap tinggi," kata Dwikorita.
"Jadi harus diwaspadai juga di lautan, meski daratannya nanti sudah semakin tenang, tapi lautan gelombangnya masih semakin tinggi," tutur Dwikorita.
BMKG memprediksi puncak siklon terjadi pada 5 April 2021. Saat ini, kecepatan siklon diperkirakan mencapai 110 km/jam dan akan bertambah hingga 130 km/jam. Siklon diperkirakan bergerak ke arah barat daya atau ke arah laut ketika pusaran semakin cepat.
Meski melemah, BMKG memprediksi siklon Seroja akan memberikan dampak besar kepada masyarakat di NTT dan sekitarnya. Sebab, mereka memprediksi ada potensi tsunami hingga 7 April 2021. Ia memprediksi ketinggian gelombang di Nusa Tenggara Timur, di Flores, di Laut Sawu di Perairan Selatan Pulau Sumba ini dapat mencapai 4 hingga 6 meter.
"Dampak yang terjadi hari ini hingga sekitar tanggal 7 itu adalah sangat dirasakan. Selain hujan lebat, tapi juga angin yang kencang dan gelombang tinggi," kata Dwikorita.
"Yang dikhawtirkan, ini mirip tsunami. Jadi gelomabang tingginya itu masuk ke barat. Meskipun tidak sama dan sekuat gelombang tsunami, tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak," kata Dwikorita.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz