tirto.id - Pegiat media sosial, Ade Armando dikeroyok hingga babak belur dan nyaris ditelanjangi saat ia hadir dalam demo 11 April 2022 di Gedung DPR RI Jakarta. Tapi polisi memastikan, pengeroyok Armando bukanlah mahasiswa.
Ade Armando adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI). Menurut berita terbaru, polisi sedang menyelidiki para pelakunya, walaupun sudah ada beberapa terduga pelaku yang ditangkap.
Awalnya, sempat beredar di media sosial terkait empat terduga pelaku pengeroyok Ade Armando. Seperti dikutip Antara News, keempat terduga pelaku disebut berinisial DUH, AP, TSBP, dan AL.
Sebagai catatan, menurut berita terbaru, salah satu terduga pelaku berinisial TSBP membantah telah melakukan pengeroyokan karena sedang tidak berada di lokasi, tetapi di Lampung. Foto dan alamatnya hanya dipakai dan disebar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan membenarkan kalau beberapa di antara mereka diidentifikasi sebagai terduga pelaku. "Iya, itu yang sudah kita identifikasi sebagai pelaku pemukulan," kata Zulpan ketika dikonfirmasi Senin, 12 April 2022.
Antara Newsmelaporkan, beberapa nama penyusup aksi mahasiswa yang diselidiki polisi adalah AP asal Cijulang Kecamatan Cisarua Bogor, DUH asal Kampung Tanah Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur, dan AL warga Panaruban Kecamatan Buleud Sukabumi Jawa Barat.
Di sisi lain, Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, polisi sudah menangkap beberapa orang, tidak cuma empat terduga seperti yang disampaikan sebelumnya.
Akan tetapi, kata Dedi, hal itu akan didalami oleh penyidik Polda Metro Jaya terlebih dahulu. "Tapi masih didalami dulu, diperiksa dulu. Penyidik memiliki kesempatan harus memiliki 2 alat bukti yang cukup untuk menetapkan tersangka," kata Dedi.
"Penyidik akan membuktikan tentang keterlibatan orang-orang tersebut, sejauh mana perannya di dalam melakukan perbuatan hukum," lanjut Dedi.
Kasus dan Kontroversi Ade Armando
Sampai saat ini belum ada keterangan resmi terkait apa yang menyebabkan Ade Armando mengalami pengeroyokan. Selain dikenal sebagai pegiat media sosial, Ade Armando adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI). Saat ini, dia menjabat sebagai Ketua Umum Ormas Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS).
Berdasarkan keterangan dan rekaman video yang tersebar di media sosial. Kejadian itu bermula saat Ade Armando hadir dalam aksi demonstrasi di Gedung DPR RI Jakarta terkait penolakan masa jabatan presiden 3 periode.
Ade sempat dihujat oleh kerumunan massa yang bukan mahasiswa dengan kata-kata "Munafik, munafik, ini bulan puasa, taubat, taubat."
Setelah terjadi cek cok, tiba-tiba Armando dipukul bagian belakang kepalanya. Sempat ada yang mengamankan Armando, tetapi massa sudah membabi buta dan mengeroyok Ade hingga dia tersungkur ke aspal.
Setelah terbaring di aspal, Ade terlihat terus memegang kepalanya dengan kondisi wajah berlumuran darah. Bahkan Ade sempat ingin ditelanjangi. Akhirnya polisi melerai dan membawa Ade ke dalam Gedung DPR RI.
Ade Armando dikenal sebagai pegiat media sosial yang kontroversial. Pada Januari 2017 lalu, dia pernah dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena menuliskan kalimat "Allah kan bukan orang Arab. Tentu Allah senang kalau ayat-ayatnya dibaca dengan gaya Minang, Ambon, Cina, Hip Hop, Blues".
Dalam kasus ini, Ade ditetapkan sebagai tersangka dugaan pelanggaran UU ITE. Tapi kasus itu dihentikan oleh Polda Metro Jaya.
Ade juga pernah dilaporkan ke Bareskrim Polri dalam kasus dugaan tindak pidana ujaran kebencian bernuansa SARA karena mengunggah foto Rizieq Shihab memakai topi Santa Claus pada Desember 2017.
Ade Armando juga pernah dilaporkan oleh Anggota Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Syafri Adnan Baharuddin karena diduga melakukan pencemaran nama baik melalui media elektronik pada 2019 lalu.
Laporan diajukan ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (7/1/2019).
------------------------------
Catatan: Redaksi merevisi bagian isi tulisan yang sebelumnya memberitakan empat terduga pelaku pengeroyok Ade Armando yang foto dan alamatnya tersebar di media sosial. Sebab, satu di antara mereka membantah telah melakukan pemukulan karena dia tidak berada di lokasi.
Editor: Iswara N Raditya