tirto.id - Aksi Cepat Tanggap atau ACT tengah jadi perbincangan publik usai Tempomenerbitkan laporan investigasi soal dugaan penyelewengan donasi dari lembaga kemanusiaan ini. Nama Ahyudin, kemudian terseret karena ia merupakan pendiri ACT yang resmi sebagai yayasan pada 5 April 2005.
Ahyudin sudah mengundurkan diri sebagai Ketua ACT pada 2022. Posisinya kemudian digantikan Ibnu Khajar yang menjadi Ketua Yayasan Aksi Cepat Tanggap sejak Januari 2022. Ia menghadapi berbagai persoalan dalam lembaga ini seperti dugaan korupsi donasi dan berbagai kemewahan yang diterima pimpinan ACT.
Menurut laporan Tempo, lembaga ini mengelola uang donasi sekitar lebih dari Rp500 miliar pada 2018-2020 dan duit tersebut diduga terbengkalai.
Siapa Ahyudin Pendiri ACT?
Ahyudin mendirikan ACT bersama rekan-rekannya pada 21 April 2005. Aksi Cepat Tanggap (ACT) secara resmi diluncurkan secara hukum sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.
Untuk memperluas karya, ACT mengembangkan aktivitasnya, mulai dari kegiatan tanggap darurat, kemudian mengembangkan kegiatannya ke program pemulihan pascabencana, pemberdayaan dan pengembangan masyarakat, serta program berbasis spiritual seperti Qurban, Zakat dan Wakaf.
Namun, pada Januari 2022, Ahyudin memutuskan untuk hengkang dari lembaga kemanusiaan yang didirikan dan dipimpinnya selama 17 tahun. Dia hengkang setelah muncul tudingan bahwa ia menyalahgunakan fasilitas perusahaan dan menerima gaji terlalu besar.
Kepada Tempo melalui wawancara pada 1 Juli 2022, Ahyudin membantah semua tuduhan tersebut. Saat ini, di laman resmi ACT, berikut ini nama-nama orang yang tercatat sebagai pengurus ACT.
Setelah hengkang dari ACT, pria kelahiran 11 Oktober 1966 ini kemudian mendirikan organisasi lain bernama Global Moeslim Charity. Ia menjabat sebagai Presiden di organisasi tersebut, yang tertulis juga di bio akun Instagram Ahyudin, @ahyudingmc.
Selain sebagai Presiden GMC, Ahyudin juga menjadi pendiri sejumlah lembaga donasi lainnya, selain ACT, yaitu Global Wakaf, Global Zakat, dan Global Qurban ACT. Ia juga merupakan pendiri Masyarakat Relawan Indonesia atau MRI.
Selama menjabat sebagai pemimpin ACT, Ahyudin menciptakan program-program peduli kemanusiaan hingga kegiatan tanggap darurat seperti Program Emergency Rescue, Program Emergency Relief, Program Emergency Medic dan Program Recovery Fisik, Recovery Ekonomi dan Recovery Sosial.
Aksi kemanusiaan yang dikelola Ahyudin ini berorientasi pada amal (charity) dan dengan memberdayakan sumberdaya lokal (local sources).
Editor: Addi M Idhom