tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, bulan September masuk musim kemarau, yang berarti awal Oktober juga menjadi awal musim hujan. Musim ini menandakan Indonesia yang sudah memasuki musim pancaroba.
Saat musim pancaroba atau musim peralihan, beberapa penyakit biasanya bermunculan. Hal ini tentu perlu diwaspadai. Menurut laman MayoClinic, dalam kebanyakan kasus, gejala penyakit efektif muncul selama akhir musim panas atau awal musim hujan.
Namun, terkadang penyakit yang ringan bisa menjadi lebih parah saat musim kemarau atau hujan berlangsung. Lalu apa saja penyakit yang biasanya muncul saat musim pancaroba? Berikut beberapa di antaranya:
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Saat musim pancaroba, terutama memasuki awal musim penghujan, kasus demam berdarah atau DBD di berbagai daerah mengalami peningkatan.
Laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis, secara nasional, jumlah kasus DBD hingga 3 Februari 2019 adalah sebanyak 16.692 kasus dengan 169 orang meninggal dunia. Kasus terbanyak ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, dan Kupang.
Sementara data Badan Kesehatan Dunia (WHO 2019) menyebutkan, infeksi dengue merupakan masalah kesehatan global dengan estimasi kejadian sekitar 390 juta orang setiap tahunnya.
Hal ini disebabkan karena virus dengue yang bertahan di iklim tropis dan semakin berkembang saat musim hujan.
Lonjakan penyakit ini bukan hanya disebabkan oleh nyamuk saja, faktor penyebab lainnya termasuk perilaku manusia dengan pola hidup tidak sehat dan kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan serta ditambah lagi Indonesia merupakan endemis DBD.
"Musim penghujan inilah yang kalau kita tidak peduli dengan lingkungan, tidak mau menguras bak mandi, apalagi ban-ban bekas banyak dibiarkan di dekat pemukiman, botol-botol bekas, kaleng-kaleng bekas, dan plastik-plastik bekas minuman kemasan dapat meningkatkan jumlah penyebaran DBD," kata Sekjen Kemenkes Oscar Primadi.
2. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono mengatakan, saat ini terjadi peningkatan penyakit ISPA di beberapa daerah di Indonesia. Salah satu faktor yang memengaruhi yakni musim kemarau yang terjadi.
“Sejauh ini kami mengikuti data penyakit ISPA dari beberapa daerah yang dilaporkan ke Kemenkes, secara umum dalam tiga minggu terakhir ada peningkatan kasus di Indonesia secara umum. Peningkatan cukup signifikan, tapi tidak tinggi sekitar 3.000 [kasus] periode Agustus ini,” kata dia saat dikonfirmasi reporter Tirto.
Anung mengatakan, jumlah total kasus penyakit ISPA, baik saat musim kemarau atau tidak, tak pernah menunjukkan angka yang signifikan. Meski jumlah kasus penderita ISPA mencapai 3.000 kasus. Menurutnya, belum ditemukan adanya kasus kematian akibat hal tersebut.
Kemenkes mengimbau kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Serta mengimbau juga kepada daerah-daerah untuk sigap mengendalikan ISPA.
"Untuk daerah-daerah dengan intensitas kemarau lebih tinggi, khususnya daerah-daerah yang mengalami kebakaran hutan atau ada hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan polutan di satu daerah, agar gunakan masker saat keluar rumah,” kata dia.
3. Influenza
Penyakit flu sangat umum terjadi saat musim pancaroba. Flu, adalah penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus. Flu sangat menular dan biasanya menyebar melalui batuk dan bersin pada orang yang terinfeksi.
Seperti dilansir MedicalNewsToday, seseorang bisa terserang flu dengan menyentuh orang yang terinfeksi, misalnya, dengan berjabat tangan. Sementara orang dewasa akan menularkan penyakitnya dalam 1-2 hingga 7 hari setelah sakit flu.
Laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyatakan, flu bagi sebagian besar orang hanya termasuk kategori penyakit sedang.
Namun, ia dapat menjadi komplikasi serius, bahkan mematikan bagi sebagian kecil lainnya. Kondisi terakhir biasanya menyerang bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, dan orang dengan penyakit kronis seperti diabetes atau asma.
Untuk mencegah kondisi-kondisi tersebut, vaksin influenza lazim digunakan di negara-negara beriklim dingin. Sedangkan di Indonesia, biasanya dokter akan meresepkan obat antibiotik dan obat anti-virus.
Editor: Agung DH