Menuju konten utama

Kasus DBD Capai 11 Ribu, Kemenkes: Penyebabnya Bukan Cuma Nyamuk

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi menilai lonjakan kasus DBD di beberapa wilayah di Indonesia bukan hanya disebabkan oleh nyamuk saja.

Kasus DBD Capai 11 Ribu, Kemenkes: Penyebabnya Bukan Cuma Nyamuk
Ilustrasi nyamuk dbd. FOTO/istockphoto.

tirto.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) makin meningkat hingga per 1 Januari capai 11.000 kasus, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi menilai lonjakan ini bukan hanya disebabkan oleh nyamuk saja.

Faktor penyebab lainnya termasuk perilaku manusia dengan pola hidup tidak sehat dan kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan serta ditambah lagi Indonesia merupakan endemis DBD.

"Musim penghujan inilah yang kalau kita tidak peduli dengan lingkungan, tidak mau menguras bak mandi, apalagi ban-ban bekas banyak dibiarkan di dekat pemukiman, botol-botol bekas, kaleng-kaleng bekas, dan plastik-plastik bekas minuman kemasan dapat meningkatkan jumlah penyebaran DBD," ujarnya di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).

Sebelumnya, ia beserta tim Kemenkes sudah memprediksi akan terjadi lonjakan kasus DBD. Sehingga ia mengirimkan surat edaran tanda peringatan DBD kepada kepala daerah agar mampu bersikap siaga.

"Warning ini sudah disikapi oleh teman-teman daerah (dinas kesehatan), jadi saya katakan demam berdarah ini memang endemis di seluruh Indonesia, karena ini persoalan lingkungan," ujarnya.

Dalam pengamatannya sejauh ini, ia menilai pemerintah daerah sudah mulai bergerak dengan membentuk kelompok kerja operasional guna mengatasi persoalan DBD di wilayahnya masing-masing. Beberapa rumah sakit juga sudah bersiaga menampung para pasien DBD.

"Semua pihak harus peduli, tidak hanya berharap pada pelayanan kesehatan, tidak hanya berharap pada petugas kesehatan, tapi juga aktivitas Pokjanal DBD di daerah ini harus dikerahkan karena persoalannya adalah lingkungan, tanpa sadar kita membiarkan nyamuk bersarang di lingkungan kita karena tingkat kepedulian rendah," ujarnya.

Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa lembaganya mencatat kenaikan jumlah kasus demam berdarah sejak bulan November. Peningkatan itu merupakan pola yang terjadi setiap tahunnya.

“[Ada] 11 ribu kasus, itu dari 1 Januari [2019]. Se-Indonesia yang paling tinggi itu Provinsi Jawa Timur, dia 2.200 kasus sampai sekarang posisinya. Kabupaten yang paling banyak itu Kediri,” ujar Nadia.

Baca juga artikel terkait KASUS DEMAM BERDARAH atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri