tirto.id - Sepatu bekas lebih sering tidak ada harganya lagi. Namun, bagi beberapa orang, sepatu bekas bisa bernilai sangat mahal. Satu sepatu bekas selebritas bisa digunakan untuk membeli 5 rumah sederhana di pinggiran Jakarta.
Misalnya, sepatu olahraga yang pernah dipakai Michael Jordan saat putaran final basket di Olimpiade Los Angeles 1984. Sepasang sepatu itu pada 11 Juni lalu terjual seharga 190.372 dolar AS (sekitar Rp2,53 miliar) dalam lelang daring, demikian balai lelang SCP Auctions.
Sepatu yang dipakai Jordan bukanlah Air Jordan, merek sepatu yang dibuat atas namanya. Saat itu Jordan masih amatir dan mengenakan sepatu putih-biru merek Converse. Sejarah mencatat, Jordan mencetak 20 poin dalam pertandingan melawan Spanyol pada 10 Agustus 1984 yang berakhir dengan kemenangan 96-65.
Jika tidak dipakai Jordan, sepatu merek tersebut bisa jadi tidak semahal itu. Tirto pernah menulis mengapa sepasang sebatu bisa sangat mahal. Salah satu alasan yang penting adalah nilai sejarah yang menyertai sepatu itu. Converse putih Jordan menjadi mahal karena saat itu ia bermain untuk tim Olimpiade AS, di bawah asuhan pelatih Bobby Knight, yang memenangkan delapan pertandingan dengan rata-rata 30 poin.
Setelah pertandingan melawan Spanyol tersebut, Jordan memberikan sepatunya—keduanya dibubuhi tanda tangannya—kepada seorang ball boy berusia 11 tahun. Sepatu tersebut merupakan sepatu terakhir yang terlihat pernah dipakai Jordan yang bukan bermerek Nike.
Olimpiade 1984 menjadi titik balik penting Jordan yang kemudian masuk gelanggang profesional setelah menandatangani kontrak senilai 500.000 dolar AS dengan Nike. Saat ini nilai pasar Nike+ Air Jordan setara 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp33,2 triliun) dalam penjualan tahunan untuk Nike.
Selain pasar sepatu umum yang dijual di toko, komunitas sepatu juga memiliki pasar pengecer yang menjual sepatu baru tetapi tak pernah dipakai. Sepatu ini dibeli untuk dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Tidak hanya merek Air Jordan dan Nike, sepatu dari raksasa teknologi Apple juga dijual.
Dari pertengahan tahun 1980-an sampai awal 1990-an, Apple memproduksi pakaian serta sepatu untuk para penggemarnya. Salah satu benda yang diproduksi Apple dan paling banyak diincar saat itu adalah sepasang sepatu kets putih berlogo Apple klasik. Saat ini beberapa sepatu yang masih tersisa akan dilelang oleh Heritage Auctions di e-Bay dengan harga mulai dari 15.000 dolar AS atau sekitar Rp195 juta.
Sepatu sneakers ini sangat langka karena hanya tersisa beberapa di dunia. Para penggemar Apple dan sneaker akan saling berkompetisi untuk mendapatkan produk ini. Heritage Auctions mengatakan, perkiraan angka terjualnya sepatu tersebut adalah 30.000 dolar AS atau sekitar Rp450 juta. Bukan tidak mungkin harga yang dicapai bisa mencapai lebih dari itu.
Apa sebenarnya yang membuat industri sepatu purna jual (reseller) menjadi demikian tinggi harganya?
Ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. Pertama, tentu saja, komunitas dan kebudayaan sneaker yang makin berkembang beberapa tahun terakhir.
Deborah Weinswig dari Forbes, yang mengutip data 2014 dari StockX, menyebutkan nilai industri sepatu purna jual saat itu telah mencapai satu miliar dolar. Sepatu purna jual yang dimaksud adalah sepatu yang diproduksi secara khusus dan jumlahnya terbatas. Sepatu ini dijual dengan harga retail yang biasanya berkisar di bawah 200 dolar tetapi, di tangan para reseller, sepatu purna jual ini (yang masih baru dan tak pernah dipakai) bisa dijual hingga 10 kali lipat nilai aslinya.
Sementara ada juga sepatu retail yang diproduksi masal. Sepatu retail ini seperti sepatu lari, sepatu olahraga, sepatu sepakbola, hingga sepatu yang dipakai untuk keperluan sehari-hari. Untuk sepatu masal ini, berdasar data dari SportsOneSource, nilai pasar globalnya telah naik 40 persen dari 2004. Totalnya mencapai hingga Rp55 miliar pada 2015, jauh melebihi nilai sepatu purna jual yang diedarkan secara terbatas. Tapi, tentu, nilai satuan sepatu ini masih sangat jauh dibanding sepatu edisi khusus yang dijual terbatas.
Sepatu-sepatu khusus ini bisa Anda temui dari jenis, harga, dan lokasinya di situs seperti StockX. Situs ini adalah tempat jual beli sepatu produksi khusus dan berperan sebagai pemeriksa orisinalitas sebuah sepatu. Situs ini memberikan panduan harga berdasarkan data dan analisis pasar secara realtime. Mereka menjamin harga sesuai dan setara dengan suplai dan permintaan. Anda bisa melacak penjualan di Indonesia dan luar negeri dari situs ini.
Obsesi pada Sepatu yang Diproduksi Terbatas
Bila Anda punya uang satu juta, misalnya, Anda bisa mendapat tiga sampai empat sepatu grosir. Tetapi, untuk sepatu purna jual dengan merek tertentu, uang Rp10 juta mungkin belum cukup.
Ambil contoh Adidas Yeezy Boost 350 V2 Cream White, yang dijual dengan harga retail di bawah Rp3 juta. Tetapi, jika telah sampai pada reseller, harganya bisa naik tiga kali lipat. Belum lagi jika sepatu itu dalam titik tren dan diburu banyak orang.
Alec Leach, dalam artikelnya di Highsnobiety, menulis bahwa Nike dan reseller demikian terobsesi dengan sepatu yang dirilis terbatas. Karena permintaan tinggi, sementara suplai terbatas, mendorong pasar yang keras dan mahal. Merek-merek seperti Air Jordan seri Retro akan semakin bergengsi dan pemiliknya bisa memacak gaya.
“Dengan menjamin bahwa suplai tidak akan memenuhi permintaan, Nike menciptakan pasar yang membuat para komunitas reseller menghasilkan jutaan dolar tiap tahun, sembari menghasilkan citra penting dari kebudayaan konsumtif,” tulis Leach.
StockX menyebut saat ini terdaftar 20.000 pasang sepatu merek Jordan, Nike, dan Adidas, yang dijual untuk para penggemarnya. Untuk memberikan perspektif tentang besaran nilai pasar ini, sepasang sepatu Nike’s Air Max bisa mencapai 3.200 dolar AS. Sementara Air Jordan 5 Quai 54 Friends & Family bisa mencapai 3.799 dolar AS.
Merek Sepatu Termahal Tahun Lalu
Beberapa merek sepatu paling mahal tahun lalu masih dikuasai oleh Adidas, yang bekolaborasi bersama Kanye West dengan sub merek Yezzy, disusul oleh Nike Air Jordan. Ada beberapa nama seperti Asics yang masih berkolaborasi bersama Ronnie Fieg untuk mendapatkan desain terbaru.
Highsobiety menyebut bahwa Nike HyperAdapt 1.0 Black sebagai sepatu paling mahal di tangan reseller pada 2016 dengan harga 2.745 dolar AS, padahal harga retail sepatu ini 720 dolar AS saja.
Tiga sepatu Adidas yang tercatat sebagai sepatu termahal tahun lalu adalah Adidas NMD R1 Red Apple, harganya mencapai 1.747 dolar AS. Satu produk kolaborasi mereka bersama BAPE, Adidas NMD R1 Bape-Olive Camo, mencapai seribu dolar AS. Sementara kolaborasi lain bersama Kanye, Adidas Yezzy Boost 750-Glow In The Dark, mencapai 1.184 dolar AS.
Di Indonesia, sejak akhir 2016 hingga pertengahan 2017, NMD masih menjadi primadona setiap ada acara penjualan sneaker. Sepatu jenis ini masih menjadi yang paling banyak dijual dan dicari.
Pada 2016, Adidas merilis dua sepatu yang dibuat untuk teman-teman dan keluarga dekat. Pertama, Adidas NMD "Pitch Black" yang hanya dibuat 500 di seluruh dunia. Sebanyak 50 buah sepatu ini dibuat dengan kemasan khusus, dan 100 pasang sepatu lain diberikan secara gratis melalui SnapChat. Sepasang sepatu NMD jenis ini dijual seharga 2.972 dolar AS.
Adidas juga berkolaborasi bersama Pharrell William dan membuat Adidas Pharrell Human Race NMD, “Friends and Family”, yang harganya mencapai 7.535 dolar AS.
Nike Air Jordan masih merilis beberapa merek dan mendominasi pasar purna jual sneaker tahun 2016. Setidaknya ada empat jenis Air Jordan yang diluncurkan dan diburu para sneakerhead.
Pertama dan yang paling utama adalah Air Jordan 1 Retro Satin yang dijual dengan harga retail 175 dolar AS tetapi harga purna jualnya mencapai 1.955 dolar AS. Air Jordan 23 Trophy Room-White dijual dengan harga 1.227 dolar AS. Sementara Air Jordan 2 Retro Just Don-Beach seharga 905 dolar AS, dan jenis terakhir, yakni Air Jordan 12 Retro Wings, dijual 858 dolar AS.
Mengapa sepatu bisa demikian mahal dan diburu banyak orang?
Bill Cunningham, mendiang fotografer fesyen dari The New York Times, menyebut bahwa sneaker bagi anak-anak muda serupa dengan tas tangan merek terkenal bagi perempuan. Mereka menghadirkan gengsi plus identitas kelas. Tapi lebih dari itu, kata Cunningham, sepatu ialah pernyataan diri dari komunitas yang lebih besar.
Jadi, jika Anda berpikir sepatu Nike yang dipakai Presiden Joko Widodo terlalu mahal, mungkin Anda belum pernah melihat merek sepatu lain.
Penulis: Arman Dhani
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti