tirto.id - Perusahaan sepatu Bata mengumumkan penutupan pabrik mereka yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat. Berdasarkan pengumuman yang rilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), pabrik Bata resmi tutup pada 30 April 2024.
Adapun pabrik yang berlokasi di Jalan Raya Cibening, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, itu telah beroperasi sejak tahun 1994. Akibatnya ratusan pekerja terdampak dan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Penutupan Pabrik Sepatu Bata merupakan buntut dari kerugian signifikan yang dialami perusahaan selama empat tahun. Kerugian tersebut terjadi sebagai imbas pandemi COVID-19 dan perubahan konsumen yang cepat.
Direktur BATA Hatta Tutuko, menyatakan selama empat tahun terakhir, Bata telah berusaha keras mengatasi tantangan tersebut. Sayangnya, upaya BATA tidak memberikan hasil yang optimal hingga akhirnya menyebabkan penutupan pabrik.
"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia," ujar Hatta di laman Keterbukaan Informasi BEI.
Setidaknya terdapat 223 karyawan mengalami PHK akibat penutupan Pabrik Bata. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta, Didi Garnadi. Laporan terjadinya PHK itu disampaikan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta pada awal Mei 2024.
"Pihak perusahaan telah melaporkan akan menyelesaikan seluruh hak-hak karyawannya yang di-PHK, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujar Didi, Minggu (5/5/2024), seperti yang dikutip dari Antara.
Profil Produk Sepatu Bata dan Asalnya
Dilansir dari situs resmi Bata, sepatu Bata adalah produk dari sebuah perusahaan sepatu asal Cekoslowakia. Produk ini berdiri pertama kali berdiri pada 1894, di Zlin, Cekoslowakia.
Perusahaan Bata didirikan oleh Thomas Bata, seorang tukang sepatu generasi ke-9 dalam keluarganya. Dia menginvestasikan tabungannya dalam beberapa mesin pembuat sepatu sederhana yang kemudian merevolusi industri pembuatan sepatu pada saat itu.
Hal ini memicu warisan keluarga berupa sepatu yang dirancang dengan baik dan tahan lama dengan harga yang terjangkau oleh semua orang. Saat ini, Bata tersebar di seluruh dunia dengan lebih dari 6.000 toko ritel dan 100.000 dealer independen dan waralaba.
Ini termasuk berbagai toko berkonsep ritel seperti City Store, Family Store, Angela Store dan AW Lab Store. Oleh karena itu, logo merek dagang “Bata” menjadi salah satu yang paling dikenal di dunia.
Sebagai produsen dan pemasar sepatu terbesar di dunia, Bata memiliki misi 'Menjadi perusahaan yang paling dinamis, fleksibel, dan responsif terhadap pasar dengan alas kaki sebagai bisnis intinya'.
Bata juga memiliki Pusat Inovasi Sepatu Internasional di Padova, Italia. Perusahaan itu melayani 83 perusahaan di seluruh dunia dan beberapa perusahaan non-Bata.
Layanan yang ditawarkan oleh Pusat Inovasi Sepatu Internasional berupa pelatihan tenaga kerja, mulai dari desain dasar hingga keterampilan kreatif.
Adapun di Indonesia, Bata telah menjadi pemain utama dalam industri alas kaki sejak tahun 1931. Awalnya, Bata bermitra dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu dengan basis operasi di Tanjung Priok.
Selanjutnya pada tahun 1937, Thomas Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di Kalibata, Jakarta Selatan. Pabriknya kemudian mulai beroperasi pada tahun 1940.
Pada tahun 1982, PT. Sepatu Bata, TBK resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pabrik sepatu di Purwakarta mulai beroperasi pada tahun 1994 setelah pembangunannya selesai.
Sebagai salah satu pabrik sepatu terbesar di Indonesia, Bata memproduksi berbagai jenis sepatu injeksi untuk pasar domestik dan internasional. Kantor pusat PT. Sepatu Bata, TBK berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan.
Merek Bata di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Produk ini berkembang dari sebuah merek sepatu sekolah dengan tagline "Back to School," hingga menjadi pilihan utama untuk berbagai segmen pasar.
Selain merek utama, Bata juga memiliki beberapa merek lain seperti Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner. Sebagai salah satu merek alas kaki kenamaan di Indonesia, Bata mengoperasikan 435 toko ritel di seluruh negeri, termasuk Family and City Stores.
Selain itu, Bata Indonesia juga memiliki Wholesale Departemen yang melayani ritel dealer independen yang menawarkan berbagai produk alas kaki.
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra & Yonada Nancy