tirto.id - Sejarawan Mestika Zed meninggal dunia pada usianya yang ke-63 tahun. Guru besar Universitas Negeri Padang (UNP) itu, tutup usia pagi tadi, Minggu (1/9/2019) sekitar pukul 08.00 di RSUP M. Djamil, Padang, Sumatera Barat.
Rektor UNP Ganefri mengatakan, sebelumnya Mestika Zed tak punya riwayat sakit atau dalam perawatan. Namun pagi tadi ia mengeluhkan sesak nafas.
"Almarhum adalah sosok yang sangat berintegritas dan peduli dengan sejarah Indonesia dan Sumatera Barat," kata Ganefri seperti dikutip dari Antara.
Jenazah Mestika Zed akan terlebih dahulu disemayamkan di Kampus UNP. Kemudian akan dishalatkan di Masjid Al Azhar UNP. Setelahnya baru akan diantar ke kampung halamannya: Kenagarian Batu Hampa, Akabiluru, Sumatera Barat.
Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP Afrifah Khadir mengaku, Mestika Zed adalah sosok yang kritis. Namun tetap humoris dan keramahan emmbuatnya dekat dengan para mahasiswa dan dosen.
"Tidak ada tanda beliau sedang sakit, kami sangat terkejut, teman-teman di ICMI langsung berhenti rapat mendengar kabar tersebut," kata Afrifah.
Bagi Afrifah, almarhum adalah sosok yang kritis, humoris, ramah, serta dekat dengan mahasiswa dan dosen, dan pada rapat selalu menyampaikan ide-ide yang brilian yang tidak terpikirkan oleh orang lain.
Sedangkan Ketua IKA Sejarah Universitas Andalas Imelda Sari mengatakan, Mestika Zed adalah sejarawan yang mendapat perhatian kalangan internasional maupun peneliti Indonesianis. Sebab fokus disertasinya kepada Sumatra di awal revolusi, serta peran Sumatra Barat di masa pemerintahan darurat RI.
"[Mestika Zed] Seorang Ketua Jurusan Sejarah Unand pada tahun 92-94 yang amat concern agar mahasiswanya maju dan thinking out of the box. Saya berutang budi pada Beliau salah satu dosen favorit saya dan juga pembimbing skripsi yang sangat detil," ujar Imelda.
Mestika Zed memulai D3 pendidikan sejarah di IKIP Padang. Lalu dia melanjutkan menempuh S2 jurusan ilmu sejarah di Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta. Tak berhenti di situ, ia meneruskan S2 ilmu sejarah di Universitas Indonesia dan program studi doktor di Universitas Vrije Belanda.
Dalam kariernya, Mestika Zed pernah menjabat ketua prodi ilmu sejarah fakultas sastra Unand, pada tahun 1995 silam. Hingga kini ia juga menjadi ketua Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi (PKSBE) UNP sejak tahun 1998.
Mestika Zed telah menerbitkan buku terbitan nasional dalam bidang sejarah, ilmu sosial, dan metodologi sejarah. Dia pernah dinobatkan sebagai tokoh antikorupsi Indonesia bersama Saldi Isra.
Beberapa buku karyanya, antara lain Somewhere in the Jungle: Pemerintah Darurat Republik Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, 1997; Sumatra Barat di Panggung Sejarah, 1945-1998, Pustaka Sinar Harapan, 1998; Ahmad Husein: Perlawanan Seorang Pejuang, Pustaka Sinar Harapan, 2001; Kepialangan Politik dan Revolusi, Palembang 1900-1950, LP3ES, 2003; Giyugun: Cikal-bakal Tentara Nasional di Sumatra, LP3ES, 2005; serta Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, 2008.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dieqy Hasbi Widhana