Menuju konten utama

Sejarah Stadion Kanjuruhan: Kapasitas dan Kapan Berdirinya?

Sejarah Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, kapasitas penonton di stadion dan  awal mula berdirinya.

Sejarah Stadion Kanjuruhan: Kapasitas dan Kapan Berdirinya?
Warga memotret bunga yang ditabur superter Arema FC (Aremania) di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

tirto.id - Tragedi Stadion Kanjuruhan 2022 terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022, di mana peristiwa ini merupakan tragedi kerusuhan dan insiden saling injak yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Akibatnya, data dari kepolisian hingga Senin (3/10/2022) sore menyebutkan, 125 orang meninggal dunia setelah pertandingan antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

Sebenarnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan berjalan dengan lancar. Namun usai permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka ikut turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Kemudian, petugas pengamanan melakukan upaya pencegahan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan untuk mengejar pemain dengan melakukan tembakan gas air mata.

Atas peristiwa tragedi Stadion Kanjuruhan, lantas bagaimana sejarah Stadion Kanjuruhan? Berikut penjelasan kapasitas dan waktu berdirinya Stadion Kanjuruhan.

Sejarah Stadion Kanjuruhan

Stadion Kanjuruhan terletak di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Stadion ini dibangun sejak tahun 1997 silam.

Stadion Kanjuruhan mampu menampung jumlah penonton sebanyak 45 ribu. Dalam proses pembangunannya, Stadion Kanjuruhan menghabiskan dana sebesar Rp35 milyar.

Dikutip dari laman resmi Kanjuruhan, plakat yang diletakkan di depan stadion ini resmi ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 9 Juni 2004.

Plakat itu ditandai dengan gelaran pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman. Kemudian, pertandingan berakhir untuk dengan skor kemenangan Arema 1-0.

Peristiwa itu menandai Arema dan Aremania pindah dari kandang lama Stadion Gajayana, Kota Malang ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang untuk pertama kalinya.

Mulai dari kepindahannya itu, kisah keberuntungan dan kemalangan bagai berdatangan silih berganti mengikuti perjalanan Arema. Berikut kisah keberuntungan Stadion Kanjuruhan:

    • Stadion Kanjuruhan menjadi saksi bisu perjalanan langkah skuat Singo Edan menggapai mahkota Copa Indonesia 2005 dan 2006.
Peraihan prestasi Copa Indonesia 2005 dan 2006 itu dimulai sebelum babak final di dua edisi Piala Indonesia. Kala itu, Arema meraih berbagai kemenangan penting di Stadion Kanjuruhan.

Lantas, Arema mampu melalui pertempuran di partai puncak hingga mengangkat trofi juara sebanyak dua kali berturut-turut.

Di Stadion Kanjuruhan ini juga, Aremania sempat meraih predikat The Best Suporter di ajang Copa Indonesia 2006.

    • Stadion Kanjuruhan pernah ditahbiskan sebagai kampiun kompetisi sepakbola kasta tertinggi bertajuk Indonesia Super League (ISL) 2009-2010.
Kala itu, upacara penobatan juara digelar melalui laga Perang Bintang antara Arema Indonesia melawan Tim All-Star, yakni gabungan 22 pemain yang bermain di ISL pada 6 Juni 2010. Arema sebagai juara ISL mesti takluk dengan skor tipis 4-5.

Ketika laga berakhir, kiper Arema Kurnia Meiga Hermansyah diganjar gelar Pemain Terbaik ISL 2009-2010 di stadion ini. Selain gelar juara tersebut, Panpel Arema juga mendapatkan gelar Panpel Terbaik dalam ISL 2009-2010.

Berkat kerja sama dengan Aremania, Panpel Arema mampu mencatatkan rataan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009-2010 dan 2010-2011.

    • Saksi luar biasanya Aremania, aksi kolosal One Incredible Blue (OIB) pada musim 2014, hingga One Soul One Nation yang baru saja dilewatkan pada 17 Januari 2016 lalu.
Stadion Kanjuruhan disebut-sebut sempat menjadi stadion yang “angker” karena ditinggal para “penghuninya” di ISL musim 2011-2012, saat terjadi dualisme klub Arema.

Pada saat itu, stadion dengan kapasitas 45 ribu tersebut hanya terisi tidak lebih dari seribu orang saja di tiap laga yang dilakoni Arema selama putaran pertama.

Makin lama, stadion ini kembali penuh dengan Aremania di putaran kedua. Berlanjut pada awal musim 2014, Stadion Kanjuruhan mengalami penambahan satu tribun, yakni tribun berdiri pada awal musim 2014.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI STADION KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno