Menuju konten utama
Hari Listrik Nasional

Sejarah PLN & Peringatan Hari Listrik Nasional Tanggal 27 Oktober

Tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Listrik Nasional yang mengacu dari sejarah Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sejarah PLN & Peringatan Hari Listrik Nasional Tanggal 27 Oktober
Ilustrasi Petugas PLN. foto/istockphoto

tirto.id - Tanggal 27 Oktober diperingati sebagai Hari Listrik Nasional yang mengacu dari sejarah awal Perusahaan Listrik Negara (PLN). PT PLN (Persero) kini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi seluruh aspek kelistrikan di Indonesia.

Riwayat institusi kelistrikan di Indonesia sudah berlangsung sangat lama bahkan sebelum kemerdekaan atau pada masa kolonial Hindia Belanda. Perusahaan listrik pertama dibentuk pada 1897, kemudian jatuh ke tangan Jepang sejak 1942 yang menduduki Indonesia hingga 1945.

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dideklarasikan tanggal 17 Agustus 1945, Djawa Denki Djigjo Sja diambil-alih oleh anak-anak bangsa yang lantas membentuk Jawatan Listrik dan Gas Bumi. Jawatan yang dipayungi Kementerian Pekerjaan Umum inilah yang pada akhirnya berubah menjadi PLN.

Berikut ini kronologi sejarah perusahaan listrik negara di Indonesia sejak zaman kolonial Hindia Belanda hingga menjelang lahirnya PLN:

1862

Tanggal 10 Desember 1863, didirikan Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM). Perusahaan Gas Hindia Belanda ini awalnya berdiri di Batavia (Jakarta), kemudian dibentuk pula di beberapa wilayah koloni Belanda lainnya, termasuk Suriname dan Curacao.

1897

Perusahaan yang khusus menangani masalah kelistrikan di Hindia Belanda lahir pada 1897 yaitu Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM). Antara NIGM dan NIEM masih ada keterkaitan meskipun merupakan dua instansi yang terpisah.

NIEM dan NIGM punya wilayah operasi masing-masing dalam hal distribusi listrik di Jawa. NIEM bertugas mengaliri listrik untuk kawasan Batavia dan Jawa bagian barat, sedangkan NIGM memiliki area operasi di Jawa bagian tengah dan timur.

1909

Tahun 1909, NIGM yang sebenarnya merupakan perusahaan gas negara, membuka divisi kelistrikan sendiri yang dinamakan Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM).

Pada perkembangannya, ANEIM melesat dan menguasai hampir 40 persen kelistrikan di Hindia Belanda, sedangkan NIEM justru meredup.

Hingga tahun 1942, jangkauan ANIEM meliputi meliputi Jawa, sebagian Sumatera Barat dan Utara, Bali dan NTB, Kalimantan Barat dan Selatan, Gorontalo, serta Ternate di Maluku.

1942

Jepang merebut wilayah Indonesia dari Belanda pada 1942. Sejak itu, urusan kelistrikan negara ditangani oleh instansi bentukan pemerintah militer Dai Nippon bernama Djawa Denki Djigjo Sja. Lembaga ini punya beberapa cabang di sejumlah wilayah dengan pusatnya di kota-kota besar.

1945

Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia Kedua pada 1945 dan menyerah kepada Sekutu. Bangsa Indonesia pun menyatakan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.

Orang-orang Indonesia yang sebelumnya bekerja untuk Djawa Denki Djigjo Sja melawan, menduduki, dan mengambil-alih kendali perusahaan listrik bentukan Dai Nippon tersebut.

Pemerintah RI kemudian membentuk Jawatan Listrik dan Gas Bumi pada 25 Oktober 1945. Dua hari berselang, tanggal 27 Oktober 1945, jawatan ini dimasukkan ke dalam Kementerian Pekerjaan Umum.

Tanggal 27 Oktober 1945 inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir PLN sekaligus Hari Kelistrikan Nasional yang diperingati hingga kini.

_____________________________

Referensi:

  • Departemen Pertambangan dan Energi RI, 50 Tahun Pertambangan dan Energi dalam Pembangunan, 1995.
  • Howard William Dick, ‎James J. Fox, ‎& J.A C. Mackie, eds., Balanced Development: East Java in the New Order, 1993.
  • Purnawan Basundoro, Dua Kota Tiga Zaman: Surabaya dan Malang Sejak Zaman Kolonial sampai Kemerdekaan, 2009.
  • Rudolf Mrazek, Engineer of Happy Land: Perkembangan Teknologi dan Nasionalisme di Sebuah Koloni, 2006.

Baca juga artikel terkait HARI LISTRIK NASIONAL atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH