tirto.id - Manchester City berhasil mencapai final Liga Champions 2020/2021. Mengalahkan PSG dengan agregat skor 4-1 di semi final, skuad asuhan Pep Guardiola tinggal menanti lawan saja di partai puncak UCL nanti, antara Chelsea atau Real Madrid.
Menembus final adalah pencapaian tertinggi Manchester City di UCL sepanjang sejarah. The Citizens mulai merintis jejak sebagai klub mapan Inggris setelah diakuisisi oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pada 2008.
Sejak saat itu, City telah mengeluarkan dana lebih dari 2 miliar euro untuk mendatangkan para pemain bintang ke Etihad Stadium. The Citizens pun mulai menunjukkan dominasinya di Premier League, tapi belum untuk level Liga Champions.
Jejak Awal Manchester City di UCL
Debut Manchester City di Liga Champions terjadi pada musim 2011/2012. Posisi itu didapatkan setelah finish di peringkat 3 Premier League musim sebelumnya.
Hanya saja, pengalaman pertama The Citizens di UCL kurang memuaskan. Skuad besutan Roberto Mancini kala itu langsung kandas di fase grup karena kalah bersaing dengan Bayern Munchen dan Napoli.
Musim 2012/2013, City kembali tampil di Liga Champions. Namun, Sergio Agüero dan kawan-kawan kembali gagal di fase grup. Bahkan, kali ini City harus tersingkir sebagai juru kunci grup.
Bahkan, City waktu itu hanya mengoleksi 3 poin saja dan tanpa kemenangan. Mereka kalah telak dalam persaingan dengan Borussia Dortmund, Real Madrid, dan Ajax Amsterdam.
Dalam 3 musim berikutnya, capaian City di Liga Champions lebih bagus, yakni berakhir di babak 16 besar musim 2013/2014 dan 2014/2015 serta menjadi semifinalis di musim 2015/2016.
Skuad Minim Pengalaman di Final UCL
Skuad Manchester City saat ini minim pengalaman bermain di final Liga Champions. Hanya Guardiola sebagai pelatih dan Ilkay Gundogan serta Scott Carson saja yang sebelumnya pernah berada di panggung tertinggi tersebut.
Gundogan pernah mencicip final UCL musim 2012/2013 saat itu masih berseragam Borussia Dortmund.
Kala itu, BVB berhadapan dengan rival senegaranya, Bayern Munchen, di final UCL. Gundogan mencetak satu-satunya gol Dortmund di Wembley meski harus kalah 1-2.
Sedangkan Carson, kiper ketiga City, belum pernah bermain di final tapi sekali mendapatkan medali juara.
Momen itu terjadi di final UCL 2004/2005 ketika Liverpool mengalahkan AC Milan di Istanbul. Hanya saja, saat itu Carson menjadi pelapis Jerzy Dudek di bangku cadangan Liverpool.
Guardiola dalam sejarahnya pernah 2 kali mencapai babak final UCL dan keduanya bersama Barcelona. Hebatnya, 2 kali pula Guardiola meraih gelar juara alias masih dengan rekor sempurna 100 persen di babak final.
Guardiola Terus Menjaga Asa
Manchester City mendatangkan Pep Guardiola pada 1 Juli 2016. Dengan pengalaman dan prestasi Guardiola bersama Barcelona dan Bayern Munchen, City berharap banyak kepada pelatih asal Spanyol itu, terutama untuk level Liga Champions.
Di musim pertamanya, Guardiola hanya mampu membawa Manchester City menembus babak 16 besar usai didepak wakil Perancis, AS Monaco.
Manchester City meraih catatan lebih baik di tiga musim berikutnya kendati langkah paling jauh di UCL hanya sampai babak perempat final.
Kesabaran City di bawah komando Pep Guardiola akhirnya hampir membuahkan hasil maksimal di UCL 2020/2021 dengan mencapai partai puncak. Peluang merengkuh trofi Liga Champions pun terbuka lebar.
"Capaian ini bisa membuat kami memahami bagaimana kerja keras kami dalam 4 tahun terakhir," kata Pep Guardiola kepada laman resmi klub.
"Kami bermain luar biasa di Premier League, Carabao Cup, dan ajang lainnya. Musim ini kami menjalani Liga Champions dengan luar biasa dan kami pantas berada di final,” tambahnya.
Maka, laga final nanti akan menjadi peluang emas bagi Guardiola untuk membuktikan bahwa akhirnya, Manchester City bisa merajai Eropa dengan menjuarai Liga Champions.
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya