Menuju konten utama
10 Desember 1868

Sejarah Lampu Lalu Lintas: dari London Menyebar ke Seluruh Dunia

Teknologi lampu lalu lintas muncul di London untuk mengatur padatnya kendaraan. Pencetusnya bekas pegawai kereta api yang menjadi polisi.

Sejarah Lampu Lalu Lintas: dari London Menyebar ke Seluruh Dunia
Ilustrasi lampu lalu lintas. tirto.id/Nauval

tirto.id - Kemacetan bukan hanya milik Kota Jakarta. Kota-kota besar dunia termasuk di negara-negara maju tak lepas dari kepadatan lalu lintas yang parah. London misalnya, Business Insiders menyebut kota ini sebagai kota dengan lalu lintas terburuk di Eropa karena kemacetan. London berada di peringkat nomor empat di Eropa, bahkan Tom Tom menempatkan London sebagai kota paling macet nomor ke-25 di dunia.

Sejak lampau London sudah tak asing dengan kemacetan. Pada pertengahan abad ke-19, kota ini telah mengalami kemacetan yang cukup parah. Dalam buku berjudul Victorian London: The Life of a City 1840-1870 yang ditulis oleh Liza Picard, sudah ada 13 ribu kendaraan, termasuk kereta kuda yang lalu-lalang di jalan-jalan Kota London kala itu.

Keadaan paling semrawut terjadi di Jalan Temple Bar, Bank of England, dan London Bridge. Kepadatan kendaraan di jalan-jalan itu terjadi pada jam-jam kerja. Selain banyaknya kendaraan yang melintas, jalanan Kota London masa lampau juga sudah dipenuhi oleh para pejalan kaki. Pada 1854 tercatat ada 200 ribu pejalan kaki di pusat Kota London.

Picard mengatakan “anggota parlemen bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk menyeberang Bridge Street untuk menuju gedung parlemen.” Salah satu orang penting di waktu itu, Colonel Pierpont, kesulitan menyeberang St. James Street untuk menuju klub kesukaannya.

Lalu lintas yang padat jelas menyulitkan para pejalan kaki, terutama bila berhadapan dengan persimpangan jalan. Bila dibiarkan akan menimbulkan kemacetan dan kecelakaan. Pada 10 Desember 1868, tepat hari ini 151 tahun lalu, lampu lalu lintas pertama diperkenalkan untuk mengatur persimpangan jalan. Lampu lalu lintas dipasang di dekat gedung parlemen Inggris di Westminster. Mengatur persimpangan jalan antara Great George Street dan Bridge Street.

Bentuk lampu lalu lintas saat itu tentu berbeda jauh dibandingkan dengan lampu-lampu lalu lintas masa kini. Lampu lalu lintas itu berbentuk serupa petugas yang berdiri tegak setinggi 20 kaki dan memberi aba-aba dengan “tangannya.”

Tangan atau rentangan besi 90 derajat dengan lampu merah menyala artinya berhenti. Rentangan besi 45 derajat dengan lampu hijau menyala artinya jalan. Kala itu belum dikenal lampu kuning. Lampu lalu lintas itu bekerja dengan memanfaatkan bensin untuk menggerakkan secara mekanik.

Lampu lalu lintas pertama tersebut diciptakan oleh John Peake Knight, seorang insinyur dan juga manajer kereta api. Dikutip dari BBC, ia pernah bekerja merancang sistem persinyalan jaringan kereta api di Inggris. Dari pengalamannya di perkeretaapian, pada 1865 ia masuk menjadi komisioner Polisi London, Knight mencoba menerapkan sistem persinyalan kereta api ke jalan raya.

Namun, lampu lalu lintas modern baru muncul 46 tahun kemudian. Diane Bailey dalam bukunya berjudul How the Automobile Changed History mengatakan bahwa sebuah persimpangan jalan antara Euclid Avenue dan East 105th Street di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada 1914, adalah tempat lampu lalu lintas modern pertama hadir di dunia.

Infografik Mozaik Lampu Lalu Lintas

Infografik Mozaik Lampu Lalu Lintas. tirto.id/Deadnauval

Ini dilakukan selepas semakin maraknya jumlah kendaraan di AS. Semenjak dua tahun selepas pemasangan lampu lalu lintas di East 105th Street, pemerintah mengimplementasikan sebuah produk hukum bernama Federal Aid Road Act guna meningkatkan kualitas jalan-jalan di AS.

Kelengkapan lampu lalu lintas modern saat itu mulai mendekati apa yang kita lihat saat ini. Ada penambahan warna kuning di lampu lalu lintas modern. Penambahan warna kuning dilakukan selepas yang penggagas khawatir dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak selepas perang dunia pertama. Sinyal merah dan hijau, tak memberikan tanda bagi pengendara untuk “berhati-hati.”

Penciptanya adalah Garret Morgan, seorang teknisi yang tinggal di Cleveland, Cuyahoga, Ohio. Meskipun ciptaannya diterapkan pada 1914, ia baru memperoleh paten dengan nomor “US1475024 A” pada 20 November 1923. Mengutip laman resmi US Patent and Trademark Office, paten tersebut kemudian dibeli oleh General Electric (GE) dengan mahar $40 ribu.

Perkembangan teknologi yang semakin dibarengi tumbuhnya jumlah kendaraan, teknologi lampu lalu lintas juga mengalami perubahan. Paten berjudul “Smart Traffic Signal” dengan nomor “US 6989766 B2” ciptaan sebuah tim dari IBM, mencoba melakukan terobosan baru.

Lampu lalu lintas pintar bikinan IBM itu dirancang untuk dapat mengirimkan data pada kendaraan yang telah lebih dahulu dipasangkan receiver. Data-data yang dikirimkan berupa lokasi serta status lalu lintas secara waktu riil. Nantinya, data yang dikirimkan lampu lalu lintas pintar ditampilkan dalam bentuk data visual maupun audio di kendaraan.

Alat ini akan memberikan peringatan bagi para pengendara yang menerima pesan, seperti laju kecepatan yang dianjurkan. Para pengendara akan dapat mengoptimalkan perjalanan, setidaknya menghindari gaya berkendara dengan “stop and go” terutama di persimpangan jalan. Lampu lalu lintas pintar buatan IBM tersebut akan mampu mendukung kehadiran mobil swakemudi seperti Google Waymo maupun Uber.

Pada akhirnya teknologi lampu lalu lintas berkembang tak hanya memberikan "lampu hijau" sebagai solusi kemacetan di awal kemunculannya, tapi mencoba menjawab perkembangan teknologi kendaraan. Kendaraan yang sejak awal menjadi biang kemacetan di jalan.

==========

Artikel ini pertama kali ditayangkan pada 10 Desember 2017. Kami melakukan penyuntingan ulang dan menerbitkannya kembali untuk rubrik Mozaik.

Baca juga artikel terkait LALU LINTAS atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra & Ivan Aulia Ahsan