Menuju konten utama
Ramadhan 2021

Sejarah Asal-Usul Istilah Puasa: Dari Bahasa Arab atau Sanskerta?

Dari mana asal-usul atau sejarah pemakaian istilah puasa? Apakah berasal dari bahasa Arab atau Sansekerta?

Sejarah Asal-Usul Istilah Puasa: Dari Bahasa Arab atau Sanskerta?
Pengunjung mengamati koleksi naskah kuno saat pameran yang bertajuk "Merangkai Jejak Peradaban Negari Ngayogyakarta Hadiningrat" di Bangsal Pagelaran, Kompleks Keraton Yogyakarta, DI Yogyakarta, Jumat (8/3/2019). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/nz.

tirto.id - Umat Islam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan atau pada hari-hari tertentu. Lantas, dari mana asal-usul atau sejarah pemakaian istilah puasa? Apakah berasal dari bahasa Arab atau dari bahasa lain, Sanskerta misalnya?

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan istilah puasa dengan dua makna. Pertama, meniadakan makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan).

Sedangkan makna kedua istilah puasa menurut KBBI adalah salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari; saum.

Saum, kata yang disebut KBBI dalam pemaknaan kedua terkait istilah puasa tersebut, berasal dari bahasa Arab, yakni sawm atau siyam. Dalam bahasa Persia atau di negara-negara muslim selain Arab, dikenal pula istilah rūzeh atau rōzah.

Asal-usul Istilah Puasa

Pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak Yogyakarta, M. Jadul Maula, dikutip dari NU Online, mengatakan bahwa istilah puasa berasal dari bahasa Sanskerta, yakni upawasa yang bermakna "ritual untuk 'masuk' ke Yang Ilahi."

Sanskerta adalah bahasa kesusastraan Hindu Kuno yang berasal dari Asia Selatan (India). Sanskerta dipakai di Jawa dan wilayah Nusantara lainnya pada masa kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha atau sebelum masuknya agama Islam ke Indonesia.

Istilah upawasa dalam bahasa Sanskerta pada akhirnya diadaptasi oleh istilah lokal (Jawa) yakni pasa yang kemudian berkembang menjadi puasa.

Pasa memiliki makna “kekangan”, “mengekang”, atau “menahan sesuatu dari”. Dikatakan pula, tradisi berpuasa sudah dilakukan oleh leluhur bangsa Indonesia dalam konsep ajaran-ajaran terdahulu, bahkan sebelum era Hindu-Buddha di Nusantara.

Hal senada juga diungkapkan oleh Abu Maryam Kautsar Amru melalui buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan (2018). Disebutkan, puasa sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta yakni upa dan vasa atau wasa, yang kemudian digabung menjadi upavasa atau upawasa.

Upa berarti “dekat” atau ”mendekatkan diri”. Sedangkan vasa atau wasa artinya adalah “Yang Maha Kuasa atau Yang Maha Agung”.

Dengan demikian, lanjut Abu Maryam Kautsar Amru dalam bukunya, upawasa atau puasa ini sebenarnya makna asalnya adalah "suatu upaya yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Agung (Tuhan)."

Sedangkan menurut Budi Handrianto dalam Puasa Ibadah Kaya Makna (2007), puasa yang berasal dari bahasa Sanskerta memiliki arti berbeda dengan puasa kaum muslimin.

Lantaran sudah membudaya selama beratus-ratus tahun, puasa menjadi istilah yang seolah-olah dimiliki oleh kaum muslimin dengan pengertian yang kurang lebih sama dengan saum atau syiam dalam bahasa Arab.

Ritual puasa juga dikenal dalam ajaran-ajaran agama selain Islam. Namun, tulis Budi Handrianto, puasa dalam Islam merupakan ibadah yang unik.

Meskipun nama atau istilah penyebutannya sama, puasa yang dilakukan umat Islam berbeda dengan kaum-kaum lainnya.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Addi M Idhom