tirto.id - Jenazah Briptu Fandi Setya Nugroho, korban dalam kerusuhan di Mako Brimob, rencananya dimakamkan di kampung halamannya di daerah Magelang, Jawa Tengah.
"Malam ini keluarga masih menunggu ibu kandung almarhum yang sedang menuju ke Bekasi dari Magelang untuk menjemput jenazah," kata Mulyatno Ketua RT 01/RW 16 Kompleks Polri Jatirangga, Kota Bekasi, Mulyatno di Bekasi, Rabu (9/5/2018) malam.
Menurut dia, informasi itu didapatkan dari keluarga dekat almarhum setibanya jenazah di rumah duka dari Rumah Sakit Polri Kramatjati pukul 19.09 WIB.
"Tapi berangkat ke Magelang kapan, saya belum tahu, apakah malam ini juga atau besok pagi, Jumat (10/5)," katanya.
Mulyatno, meski almarhum bersama istri dan putranya yang masih berusia setahun baru tinggal di Komplek Polri Jatirangga pada kurun waktu April 2018, namun dirinya mengenal sosok almarhum sebagai pribadi yang baik.
"Terakhir almarhum meminta izin ke RT untuk menggelar syukuran rumah dinas barunya dua pekan lalu," katanya.
Mulyatno mengatakan, dalam interaksi itu almarhum dikenal berkepribadian baik dan santun dalam berkomunikasi. "Beliau pribadi yang santun," katanya.
Menurut dia, ibunda korban yang berprofesi sebagai Polisi Wanita (Polwan) sudah mengabarkan kedatangannya ke rumah duka di Bekasi.
Briptu Fandi merupakan satu dari lima korban tewas anggota polisi dalam bentrokan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Selasa (8/5). Korban lain, Bripda Wahyu Catur Pamungkas (Idensos), Bripda Syukron Fadhli (Idensos), Ipda Rospuji (Penyidikan), Bripka Denny (Penyidikan). Satu narapidana terorisme yaitu Benny Syamsu Tresno juga tewas.
Kerusuhan di Mako Brimob terjadi pada Selasa (8/5) sekitar pukul 20.20 WIB berawal dari narapidana terorisme yang menanyakan titipan makanan ke petugas.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono melalui keterangan tertulisnya, pada Rabu (9/5/) menyampaikan, setelah salat magrib, salah seorang napi menanyakan titipan makanan keluarganya kepada petugas. Kala itu, makanan dipegang oleh anggota lain. Napi tersebut tidak terima, lantas menghasut rekan-rekannya yang lain untuk melakukan kerusuhan.
"Napi tidak terima dan mengajak rekan-rekan napi lainnya untuk melakukan kerusuhan dari Blok C dan B, lalu napi membobol pintu dan dinding sel," kata Argo.
Situasi tersebut lalu berujung menjadi kericuhan. Keadaan kian tak terkontrol karena napi berontak dan melawan petugas. Napi bahkan sempat sampai di ruang pemeriksaan dan melukai beberapa anggota di Mako Brimob.
Hingga kini, petugas masih berjaga di sekitar wilayah Mako Brimob karena narapidana masih tidak mau menyerah. Saat ini napiter juga masih menyandera satu polisi yaitu Brigadir Iwan Sarjana.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH