tirto.id - Seorang karyawan PT Freeport Indonesia, Totok Sadewo, terkena peluru yang diduga ditembakkan oleh sekelompok orang diklaim pihak kepolisian dengan sebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB), di mile 69, kawasan tambang di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, pada Selasa pukul 08.15 WIT.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi Antara dari Jayapura.
"Benar, korban terluka dan sudah ditangani tim medis," ujar Kamal yang hingga kini masih berada di Timika, Kabupaten Mimika, terkait kasus KKB.
Menurut pihak kepolisian, KKB diduga menembak kendaraan operasional PT Freeport Indonesia nomor lambung 01-4887.
Korban terkena luka tembak di bagian kaki dan hingga kini masih dirawat di RS Tembagapura.
"Selain mengenai korban, aksi penembakan yang dilakukan KKB juga mengenai badan mobil," tambah Kombes Kamal.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Resor Mimika, Papua AKBP Victor Dean Mackbon memastikan operasional perusahaan tambang PT Freeport Indonesia di Tembagapura masih berjalan normal meskipun ada gangguan dari kelompok kriminal bersenjata/KKB di wilayah itu.
"Kalau operasi pertambangan PT Freeport tidak ada masalah, masih kondusif. Cuma yang terjadi permasalahan atau dampak dari keberadaan KKB yaitu di beberapa kampung sekitar Tembagapura terutama Banti dan Kembeli. Masyarakat di sana masih terisolasi karena di antara kampung-kampung itu dengan Tembagapura dikuasai oleh KKB," kata AKBP Victor di Timika, Selasa (14/11/2017).
Victor memastikan seribuan warga sipil di kampung-kampung itu masih beraktivitas seperti biasa, hanya saja ruang gerak mereka dibatasi oleh KKB untuk bisa bepergian secara bebas ke Tembagapura.
Sejak beberapa hari lalu, aparat menyediakan barang-barang kebutuhan pokok bagi masyarakat sekitar Tembagapura yang mengaku kekurangan bahkan kehabisan stok bahan makanan.
Warga dapat mengambil bahan kebutuhan pokok itu dengan berjalan kaki ke dekat Kantor Polsek Tembagapura.
Selain itu, di lokasi itu juga disiagakan para petugas kesehatan dari Rumah Sakit Tembagapura untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Pada Minggu (12/11/2017), seorang ibu dalam kondisi hamil tua berjalan kaki dua kilometer dari Kampung Banti ke Polsek Tembagapura untuk meminta bantuan tenaga medis guna proses persalinan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi AM Kamal mengatakan beberapa hari lalu terdapat sebuah peralatan berat eksavator terlihat menggali untuk merusak ruas jalan yang menghubungkan Tembagapura menuju Kembeli dan Banti.
Setelah ditelusuri, peralatan berat tersebut milik salah satu perusahaan subkontraktor PT Freeport yang selama ini membantu perusahaan dalam pembangunan di wilayah Tiga Desa sekitar Tembagapura yaitu Waa-Banti, Aroanop dan Tsinga.
"Ada perusahaan subkontraktor yang bekerja di wilayah Tiga Desa di Banti, alat berat mereka itu yang digunakan oleh salah seorang stafnya untuk menggali dan merusak akses jalan ke Banti," jelas Kombes Kamal.
Polisi belum bisa memastikan apakah staf perusahaan subkontraktor Freeport tersebut tergabung dalam KKB atau tidak.
"Kita tidak bisa menyimpulkan seperti itu".
Dari pantauan aparat kepolisian, ruas jalan yang dirusak cukup panjang.
"Ada beberapa titik yang dirusak, dibuat parit. Ada yang ditimbun dengan batu besar. Mungkin itu untuk menghalangi kehadiran rekan-rekan anggota yang hendak menuju beberapa titik di sana," kata Kamal.
Baca juga:TPN-OPM di Timika: Tidak Benar Ada Perkosaan dan Penyanderaan
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri