Menuju konten utama

Satu Jenazah Teroris Tuban Asal Semarang Diambil Keluarganya

Polda Jatim menyerahkan satu jenazah terduga teroris Tuban yang berasal dari Semarang ke pihak keluarganya setelah memastikan kesamaan data DNA.

Satu Jenazah Teroris Tuban Asal Semarang Diambil Keluarganya
Petugas mendorong kereta jenazah berisikan terduga teroris kawasan Desa Beji, Kabupaten Tuban ketika tiba di ruang Kompartemen Dokpol Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (8/4/2017). Petugas gabungan dari Polres Tuban, Brimob dan TNI menembak mati enam orang dan menangkap satu orang terduga teroris ketika kontak senjata sekitar pukul 17.00 WIB di Tuban, Jawa Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

tirto.id - Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan Polda Jatim telah menyerahkan satu jenazah terduga teroris, yang tewas saat kontak senjata dengan aparat keamanan di Tuban pada Sabtu pekan kemarin, kepada pihak keluarganya.

Menurut Barung, jenazah anggota Jamaah Ansharud Daulah (JAD) tersebut bernama Karno dan berusia 20 tahun. Pihak keluarganya mengambil jenazah warga asal Semarang Jawa Tengah itu pada Selasa, 11 Maret 2017.

"Identifikasi sudah dilakukan dengan pemeriksaan sekunder dan primer sehingga perbandingan (data DNA) yang tadi malam dikirim dari Semarang ternyata identik dan akhirnya kami kembalikan ke pihak keluarga," kata Barung di Surabaya pada Selasa (11/4/2017) seperti dikutip Antara.

Sementara lima jenazah teroris Tuban lainnya, menurut Barung, juga sudah siap diserahkan ke pihak keluarga dan tinggal dimandikan. Polda Jatim secepatnya akan menyerahkan jenazah-jenazah itu ke pihak keluarga saat semua prosedur pemeriksaan data kesamaan DNA sudah dilalui.

"Identitas keenam terduga teroris ini sudah tidak terbantahkan karena identifikasi tidak dilakukan sekali dua kali. Sesuai dengan scientific identification yang kami punya, doktoral forensik sudah bekerja dan semua identik maka dikembalikan ke pihak keluarga," kata Barung.

Pemeriksaan data pembanding sekunder dan primer itu, Barung mengimbuhkan, harus dilakukan untuk mendapatkan akuntabilitas dari keindentikkan objek yang harus diperiksa.

"Tidak ada kendala polisi dalam identifikasi tapi bagaimana akuntabilitas scientifik ini," kata dia.

Dia menjelaskan, pihak keluarga yang diambil contoh DNA-nya ialah mereka yang mempunyai kedekatan hubungan darah atau kekerabatan.

"Di luar itu tidak diambil. Kami sudah dua kali mengambil sampel DNA, yaitu dari Semarang dan Surabaya," ujar dia.

Baca juga artikel terkait TERORIS TUBAN atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom