Menuju konten utama

Sandiaga, Saratoga dan Kronologi Lelang Telekomunikasi MRT

PT MRT Jakarta telah menentukan perusahaan yang menenangkan lelang pengadaaan telekomunikasi di jalur MRT.

Sandiaga, Saratoga dan Kronologi Lelang Telekomunikasi MRT
Penyelesaian pekerjaan konstruksi MRT Jakarta koridor Selatan-Utara Fase 1 rute Lebak Bulus - Bundaran HI, tirto.id/Andrey Gromico/Andrey Gromico

tirto.id - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta MRT Jakarta menunjuk PT Tower Bersama sebagai mitra strategis penyedia konektivitas seluler dan jaringan internet nirkabel atau wifi, di Jakarta Pusat, Rabu (15/12). Pemenang akan bertugas dalam pengadaan layanan tersebut di area stasiun atau terowongan bawah tanah hingga kedalaman lebih dari 20 meter.

Pengumuman itu dinyatakan dalam surat Pengumuman Pemenang Nomor 012/EXT/BCTELCO/MRT/X/2017. Mereka mengalahkan delapan perusahaan lain, yaitu PT Akses Mega Persada, PT Akses Prima Indonesia, PT Solusi Tunas Pratama, PT Inti Bangunan Sejahtera, PT Consistel Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia, PT MAC Sarana Djaya, dan PT Aliran Raya Mitra.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, mengatakan bahwa mekanisme seleksi yang dinamakan "beauty contest" tersebut berlangsung sejak April 2017 hingga 10 Oktober 2017. William mengatakan apa yang dapat disediakan pemenang lelang telah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan PT MRT.

"Ini adalah bagian dari penugasan PT MRT," ujarnya kepada Tirto, Senin (18/12/2017).

Corporate Secretary PT MRT Hikmat menegaskan proses lelang dan pemenang dilakukan sebelum Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Pemenang lelang diumumkan pada 10 Oktober, saat itu Anies Baswedan-Sandiaga Uno memang belum dilantik.

"Itu artinya, ya, memang tidak ada [kepentingan] karena terpilihnya sebelum [Sandiaga] dilantik," kata Hikmat menegaskan kembali bahwa Sandiaga belum menjabat wakil gubernur saat lelang dilakukan maupun saat pemenang ditentukan.

Potensi Konflik Kepentingan

William mengatakan seluruh proses seleksi sudah dilakukan sesuai prosedur. Ia menepis anggapan adanya kemudahan yang diberikan pada pemenang lelang karena relasi mereka dengan Sandiaga Uno, Wakil Gubernur DKI Jakarta.

PT Tower Bersama adalah perusahaan telekomunikasi independen yang menyewakan tower space untuk transmisi sinyal berdasarkan skema perjanjian sewa jangka panjang. Perseroan ini menginduk pada PT Tower Bersama Infrastructure Group (TBIG) yang berdiri sejak tahun 2004 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Oktober 2010.

Ada tiga perusahaan yang punya saham paling banyak di perusahaan ini. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) bersama Provident Capital Indonesia pada 2004 lalu membeli saham Tower Bersama. Keduanya adalah pemegang saham terbesar kedua dengan jumlah 25,52 persen. Hanya lebih sedikit dari PT Wahana Anugerah Sejahtera yang memiliki 29,39 persen saham.

PT Saratoga adalah perusahaan yang didirikan oleh kemitraan antara Edwin Soeryadjaja dan Sandiaga Uno. Sandi, demikian panggilannya, sempat menjabat sebagai Presiden Direktur.

Sandi terus menjalankan bisnis hingga pada tahun 2015 memutuskan terjun ke dunia politik dengan bergabung dengan Partai Gerindra. Setelah itu, posisi Sandi di Saratoga digantikan Michael Soeryadjaya dan kini tinggal kakaknya Sandi, yaitu Indra Cahya Uno, yang menjabat sebagai komisaris.

Relasi Saratoga dan Sandi dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan dalam pemilihan PT Tower Bersama.

Koordinator Divisi Riset Indonesia Corruption Watch (ICW) Firdaus Ilyas mengatakan untuk mencegah tudingan kongkalikong, PT MRT harus berani bersikap transparan. Mereka perlu menyampaikan dengan jelas kepada publik, apalagi kompetitor bukan perusahaan sembarangan. Di sana, misalnya, ada Telkom.

"Karena Sandiaga Uno adalah Wagub dan juga memiliki saham di PT Tower Bersama," kata Firdaus kepada Tirto, Senin (18/12/2017) saat ditanya mengapa PT MRT harus bersikap lebih transparan.

Sandiaga memang sempat memiliki saham di Saratoga. Per 30 November 2016 total sahamnya sebanyak 29,25 persen. Namun pada Januari lalu Sandiaga Uno melepas kepemilikan sahamnya senilai Rp134,71 miliar dengan harga jual Rp3.400 per saham. Saham ini dilepas kepada Edwin Soeryadjaya.

Firdaus mengkhawatirkan konflik kepentingan yang justru dapat merugikan PT MRT sendiri.

"Kalau pengadaan sudah mengandung unsur konflik kepentingan, biasanya akan tinggi potensi kerugian negara dan pelanggaran peraturannya," katanya.

Pihak MRT Membantah

Corporate Secretary PT MRT Hikmat membantah dugaan tersebut. Menurutnya lelang sudah dilakukan secara terbuka sejak April 2017. Ia mengatakan, beauty contest telah diumumkan di dua media, yakni Harian Kompas dan Bisnis Indonesia. 17 peserta kemudian mendaftar pada tahap awal pelelangan.

"10 dan 13 April itu pendaftaran dan pengambilan dokumen, terus forum tanya-jawab dan site visit. Kami ajak mereka ke tempat lokasi yang akan ada pemasangannya. Setelah itu pengambilan tata teknis 8 Mei 2017. Peserta turun jadi 11," ujarnya.

Pada 19 Juni, peserta yang memasukkan proposal berkurang menjadi hanya 9 perusahaan. 5 dari 9 perusahaan itulah, ujar Hikmat, yang masuk ke tahap presentasi dan penilaian.

"Kami melakukan evaluasi 11-15 Juli. Lalu kami kerucutkan menjadi lima peserta untuk melakukan presentasi di hadapan direksi tanggal 5 September. Dari lima itu, tanggal 29 September kita lakukan penilaian ternyata hanya untuk dua perusahaan saja," ungkapnya.

Pada 10 Oktober, 6 hari sebelum Anies Baswedan-Sandiaga Uno dilantik, PT Tower Bersama pun terpilih sebagai pemenang "beauty contest" sekaligus mitra bagi PT MRT.

Terbukanya lelang atau beauty contest juga dibenarkan oleh Koordinator Komunikasi PT Telkom Indonesia, Arif Prabowo. Ia membenarkan pihaknya mengikuti tender pengadaan wifi di MRT Jakarta tersebut. Namun, pada tahap akhir pemilihan, bukan Telkom yang dipilih.

"Telkom mengikuti proses tender dimaksud dan ikut sebagai peserta tender, namun tidak dinyatakan sebagai pemenang pada akhir proses tersebut," ucapnya kepada Tirto.

Seluruh proses tender dilakukan PT MRT Jakarta dengan menggunakan sistem e-Procerement (e-Proc). Sistem dengan laman https://eproc.jakartamrt.com ini sudah disiapkan sejak 2015, namun baru diluncurkan pada 6 Desember 2017.

Pengumuman dibukanya tender penyedia konektivitas seluler dan wifi dilansir pada 10 April 2017. Disebutkan bahwa seleksi untuk jadi mitra berlaku untuk area operasional MRT Jakarta fase 1. Kemudian, pengumuman daftar peserta tahapan pemasukan dokumen proposal beauty contest penyedia konektivitas seluler dan wifi dilansir pada 4 Juli 2017.

Dalam dokumen Nomor 010/EXT/BCTELCO/MRT/VII/2017 tersebut, disebutkan bahwa pada Senin, 19 Juni 2017, pukul 08.00-14.00, di kantor PT MRT Jakarta, telah dilakukan pemasukan dokumen dengan total sembilan peserta. Tim seleksi kemudian melakukan evaluasi terhadap proposal yang masuk.

Tahap selanjutnya tim seleksi akan mengundang kandidat yang lulus tahapan evaluasi untuk presentasi. Pada tahap ini lah kandidat mengerucut jadi lima, dan kemudian hanya dua.

Pemenang diputuskan melalui surat Pengumuman Pemenang Nomor 012/EXT/BCTELCO/MRT/X/2017, ditandatangani oleh Tb. Hikmatullah, Ketua Tim Seleksi untuk Mitra Penyedia Telekomunikasi (Konektivitas Seluler dan wifi) pada 10 Oktober 2017.

Baca juga artikel terkait PROYEK MRT atau tulisan lainnya dari Rio Apinino

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Rio Apinino
Editor: Zen RS