tirto.id - Pada 5 Februari 2020, Saaih Halilintar mengunggah video di akun YouTube pribadinya. Video ini berjudul “2 orang kena VIRUS CORONA!! Ada 1 orang mau Bvnvh dIr! Depan mata!! *S3ReM*”. Hingga 11 Februari 2020, video dengan durasi 15:24 menit itu telah ditonton 3,2 juta orang.
Pada 12 Februari 2020, anggota Gen Halilintar ini menghapus video tersebut setelah menuai komentar negatif. Ia dianggap menjadikan virus Corona dan tindakan bunuh diri, perkara yang serius, sebagai lelucon semata. Saaih Halilintar memang menghapus video di akun YouTube miliknya, tetapi konten video itu masih ada di akun YouTube GEN HALILINTAR (arsip) dan diarsipkan oleh Tirto (arsip).
Dalam video, Saaih menceritakan kematian Kobe Bryant, virus Corona yang diketahui masuk ke Los Angeles, serta warga kesulitan mendapatkan masker di L.A, tempatnya bermukim saat ini.
“Dan belum lama berita meninggalnya pahlawan L.A, ada berita yang sangat-sangat menggemparkan dunia lagi, Corona virus semakin tersebar ke seluruh dunia,” katanya.
Saaih menampilkan beragam berita dari internasional mengenai virus Corona, “Dan sampai akhirnya berita dua orang yang sudah terkena corona virus di L.A. Tempat yang sekarang kita tinggali. Kita mulai panik! Tapi sebelum berita itu, ada pesawat Amerika yang dikirim oleh Amerika ke Wuhan, China, untuk menjemput warganya balik ke sini, dan landing di Los Angeles.”
Saaih kembali menampilkan video berita mengenai warga AS yang dijemput dari Wuhan dan akan dikarantina. Ia berkata kemungkinan 1 orang terjangkit Corona dapat menyebarkan virus itu ke 14 orang lain. Ia juga merangkan langkah-langkah apa saja demi mencegah virus Corona.
Pada menit 4:26, ia menunjukkan keramaian di jalan menuju tempatnya membeli masker. Di lokasi itu ada banyak polisi, pemadam kebakaran, lima helikopter, termasuk media lokal. Polisi merintangi lalu lintas menuju Hollywood Boulevard. Polisi berusaha mengamankan seorang pria yang akan meloncat dari penyangga bangunan setinggi 30 kaki.
Ia mendeskripsikan kejadian itu: “Ni mau turun apa nggak, sih? Mabok mungkin, ya.”
“Sebenarnya hotel di Amerika aman banget. Kayak hotel enggak ada satu pun hotel yang jendelanya bisa dibuka, sekedar masuk angin, doang. Jadi mulai lantai satu sampai 100 enggak ada jendela yang bisa dibuka. Kacanya tiga lapis. Susah banget ditembus.”
Setelah dua jam, Saaih berusaha mendatangi tempat itu. Masih ada pengamanan di sekitar area. Warga masih dilarang melintasinya.
Saaih berkata, “Katanya, kalaupun orangnya jatuh juga, enggak bakal sakit sama sekali. Karena udah diamanin seluruh lantainya. SOP Amerika enggak mau nge-force. Dari sore sampe sekarang.”
Ia menampilkan tangkapan layar beberapa berita lokal mengenai aksi orang tak dikenal itu.
Penelusuran Fakta
Berdasarkan pemantauan per 12 Februari 2020, virus Corona telah menyebar ke 29 wilayah di seluruh dunia. Total 45.183 kasus Corona terkonfirmasi, menyebabkan kematian 1.115 orang. Pemantauan oleh WHO, CDC, ECDC, NHC, dan DXY, yang ditampilkan secara real time oleh John Hopkins CSSE, secara spesifik menyajikan 13 kasus terkonfirmasi di Amerika Serikat.
Pantauan Johns Hopkins CSSE menunjukkan hanya 1 kasus yang terkonfirmasi di Los Angeles, Kalifornia. Meski pengecekan terbaru hari ini per 12 Februari, tetapi kecil kemungkinan John Hopkins tidak memperbarui data atau mengurangi jumlah kasus terkonfirmasi, bahkan ketika pasien Corona meninggal dunia. John Hopkins tidak mencatat ada korban meninggal akibat Corona di Amerika Serikat, apalagi di Los Angeles.
Sehingga, klaim Saaih Halilintar soal dua orang terkena virus Corona itu keliru.
Klaim lain dia bahwa satu orang dapat menyebarkan virus Corona ke 14 orang lain juga keliru.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penyebaran antar-manusia dapat terjadi lewat kontak langsung, dengan jarak sekitar 1,8 meter. Penyebaran terjadi ketika bersin atau batuk, mirip sebaran influenza dan patogen pernapasan lain.
Belum ada bukti ilmiah seseorang dapat terkontaminasi Corona lewat sentuhan, misalnya karena menyentuhkan tangan ke mulut, hidung, atau mata sendiri.
Kami juga mengecek berita lokal yang ditampilkan Saaih Halilintar mengenai pria asing yang hendak meloncat di kawasan Hollywood Boulevard.
Beberapa di antaranya dari berita KTLA berjudul “Man Comes Down After Climbing Scaffolding in Hollywood 3 Months After He Threatened to Jump From Fwy Overpass: LAPD”; Hollywood Reporter “Man Climbs Scaffolding at Oscars Complex as L.A. Fire Dept. Attempts Rescue”; dan situs Deadline “Hollywood Fire Dept. And Crisis Counselors Withdraw From Potential Jumper Outside Oscar Venue”.
KTLA menjelaskan pria asing itu diketahui menaiki struktur logam setinggi 30 kaki di Hollywood and Highland pada pukul 4:30 sore pada Jumat, 31 Januari 2020. Menurut petugas, pria yang sama pernah mengancam akan lompat dari sebuah flyover di Hollywood pada Oktober 2019.
Menurut Kepolisian Los Angeles, seperti yang dituliskan KTLA, pria itu hanya mencari perhatian dan tidak berniat untuk melompat. Kepolisian LA menduga pria ini memiliki masalah kesehatan mental. Tidak ada informasi lanjutan apakah pria ini ditahan atau ditangani secara medis. Polisi hanya mendeskripsikan pria itu berusia sekitar 25 tahun.
Dari keterangan pihak kepolisian, tidak ada keterangan pria asing itu adalah orang yang terkena virus Corona; sebagaimana tiga media lokal itu tak menyebut sama sekali mengenai virus Corona yang menimpa pria asing itu.
Menggabungkan atau menghubung-hubungkan seseorang terkena virus Corona dengan tindakan orang mau bunuh diri dalam satu video, seperti dijahit oleh produsen konten YouTube Saaih Halilintar, merupakan kekeliruan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta di atas, kami menyimpulan seluruh klaim yang disampaikan Saaih Halilintar adalah keliru dan menyesatkan (false and misleading).
Pertama, per 12 Februari via sumber-sumber kredibel, hanya ada 1 kasus Corona yang terkonfirmasi di Los Angeles. Kedua, tidak ada perhitungan secara ilmiah yang menjelaskan satu orang dapat menularkan virus ke 14 orang lain. Ketiga, tak ada sangkut pautnya antara pria tak dikenal yang mau bunuh diri di Hollywood and Highland dengan virus Corona. Pria itu diduga memiliki masalah kesehatan mental.
Hoaks mengenai virus Corona mudah menyebar dan bikin kepanikan publik. Misinformasi, lelucon, dan hoaks justru memperburuk informasi mengenai virus ini.
Hal terbaik yang dapat dilakukan para influencer seperti Saaih Halilintar atau anggota keluarga Halilintar lain adalah tidak menyajikan isu yang belum terkonfirmasi kebenarannya, tidak melebih-lebihkan dugaan mengenai virus Corona.
Editor: Fahri Salam