Menuju konten utama

Rusia Mundur dari Perjanjian Nuklir New Start, Apa Dampaknya?

Apa dampaknya ketika Rusia mundur dari perjanjian nuklir New Start?

Rusia Mundur dari Perjanjian Nuklir New Start, Apa Dampaknya?
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri parade peringatan Hari Angkatan Laut di Saint Petersburg, Rusia, Minggu (31/07/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Shemetov/hp/RST)

tirto.id - Di tengah memanasnya situasi perang di Ukraina, Presiden Vladimir Putin menyatakan Rusia menarik diri dari perjanjian pembatasan nuklir New Start (Strategic Arms Reduction Treaty) dengan AS. Lalu, akankah keputusan Rusia itu bisa memicu perang nuklir?

Dalam sebuah pidato jelang peringatan 1 tahun perang Rusia-Ukraina, Vladimir Putin secara tiba-tiba menyatakan pihaknya menghentikan partisipasi dalam perjanjian senjata nuklir dengan AS.

Sebagai catatan, perjanjian nuklir itu ditandatangani pada tahun 2010 oleh Presiden AS saat itu Barack Obama dan mitranya dari Rusia, Dmitry Medvedev.

"Mereka ingin memberikan kekalahan strategis kepada kami dan mengklaim fasilitas nuklir kami," ujar Putin dikutip The Guardian, 21 Februari 2023 lalu.

"Saya terpaksa menyatakan bahwa Rusia menangguhkan partisipasi dalam perjanjian New Start," lanjutnya.

Mengenai keputusan tersebut, AS turut menyayangkan sikap sepihak yang diambil Rusia. Menteri Luar Negeri Antony Blinken bakal memantau situasi terakhir dan akan mengambil sikap tegas terkait dampak yang ditimbulkan akibat mundurnya Rusia dari perjanjian New Start.

"Pengumuman Rusia bahwa mereka menangguhkan partisipasi dalam New Start sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab," beber Antony Blinken.

"Kami akan terus memantau dan melihat apa yang sebenarnya dilakukan Rusia. Kami tentu saja bakal memastikan, kami akan mengambil sikap yang tepat demi keamanan negara dan sekutu kami," sambung Blinken.

Apa Itu New Start, Kesepakatan Nuklir AS-Rusia?

New Start ditandatangani Presiden AS saat itu, Barack Obama dengan Rusia yang masih dipimpin Dmitry Medvedev, pada 2010.

Menurut perjanjian New Start, terdapat pembatasan jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat digunakan oleh AS dan Rusia. Kedua negara tersebut kala itu tercatat memiliki 90 persen kekuatan senjata nuklir dunia.

Mengutip laman Kementerian Luar Negeri AS, New Start mulai berlaku 5 Februari 2011. Selama 7 tahun (hingga 2018), kedua negara mempunyai waktu untuk memenuhi batasan utama dalam perjanjian senjata ofensif strategis dan berakhir hingga 4 Februari 2026.

AS dan Rusia telah memenuhi batasan dalam perjanjian New Start pada 5 Februari 2018 melalui sejumlah kesepakatan, di antaranya 700 rudal balistik antarbenua (ICBM), rudal balistik kapal selam (SLBM), dan pesawat pengebom berat yang dilengkapi dengan persenjataan nuklir.

Batasan lain adalah 1.550 hulu ledak nuklir pada ICBM, SLBM, dan pesawat pengebom berat yang dilengkapi dengan persenjataan nuklir. Selain itu, terdapat ketentuan terkait jumlah kepemilikan 800 peluncur ICBM, peluncur SLBM, dan pengebom berat yang dilengkapi dengan persenjataan nuklir.

Kedua belah pihak selama ini bertukar data tentang jumlah, lokasi, dan karakteristik teknis sistem dan fasilitas persenjataan di bawah perjanjian tersebut dan saling memberikan informasi serta pembaruan secara berkala.

Informasi ini juga terkait dengan kekuatan nuklir Rusia. Tanpa perjanjian itu, Amerika Serikat akan memiliki lebih sedikit keterangan yang dapat diketahui tentang ICBM, SLBM, dan pesawat pengebom berat milik Rusia.

Apa Dampak Rusia Mundur dari Perjanjian New Start?

Rusia memastikan bahwa penangguhan terhadap kesepakatan dalam perjanjian New Start tidak akan memicu perang nuklir di dunia. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, dikutip Interfax menyatakan,"Saya tidak percaya bahwa keputusan menangguhkan perjanjian New Start akan membawa kita lebih dekat ke perang nuklir."

Di lain sisi, Yevgeny Ilyin, pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia kepada Duma mengungkapkan pihaknya akan tetap mematuhi pembatasan senjata nuklir yang sudah disepakati Rusia juga akan terus memberikan informasi kepada AS terkait penyebaran nuklir demi menjaga stabilitas secara strategis.

Kendati demikian, mundurnya Rusia dari perjanjian New Start bisa memberikan kerugian bagi pihak AS. Pasalnya, pemerintah Joe Biden terancam kehilangan sejumlah informasi penting terkait dengan kondisi persenjataan nuklir yang dimiliki Rusia. Apalagi kedua negara saat ini sedang bersitegang terkait dengan perang di Ukraina.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Politik
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto