Menuju konten utama

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp15.485 per Dolar AS Hari Ini

Penguatan rupiah lebih dipengaruhi oleh besarnya ekspektasi pasar pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan bank sentral AS.

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp15.485 per Dolar AS Hari Ini
Petugas menghitung mata uang Rupiah dan Dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Kamis (30/5/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Rupiah dibuka menguat 65 poin atau 0,42 persen menjadi Rp15.485 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam pembukaan perdagangan Selasa (20/8/2024) pukul 09.18 WIB, seperti dikutip dari Bloomberg. Sementara pada Senin sore (19/8/2024), rupiah diperdagangkan di level Rp15.550 per dolar AS.

Penguatan ini terjadi usai reshuffle Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin. Namun demikian, analis menilai penguatan ini bukan disebabkan oleh kebijakan reshuffle.

"Perkembangan politik dalam negeri dengan reshuffle kabinet menurut saya tidak memengaruhi harga aset pasar keuangan," ujar Analis Pasar Keuangan, Ariston Tjendra, dalam keterangan tertulisnya pada Tirto, Selasa (20/8/2024).

Alih-alih reshuffle, penguatan rupiah lebih dipengaruhi oleh besarnya ekspektasi pasar pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) september mendatang. Pada saat yang sama, nilai dolar juga tercatat mengalami pelemahan.

"Kondisi ini memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS karena membesarnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral AS," ujar Ariston.

Peluang pemangkasan suku bunga di rapat The Fed September tersebut mencapai 100 persen. Selain membuat dolar melemah, ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) juga menaikan minat pasar terhadap aset berisiko.

"Kondisi ini turut juga mendukung penguatan rupiah yang juga aset berisiko. Potensi penguatan ke arah Rp15.500 per dolar AS, resisten ke arah Rp15.600 per dolar AS hari ini," prediksi Ariston.

Terpisah, Analis Mata Uang, Lukman Leong mengira, hijaunya rupiah pada perdagangan Selasa pagi terjadi karena adanya stimulus dari data aktivitas ekonomi AS. Data CB Leading Index AS misalnya, yang secara pada Juli 2024 tercatat sebesar minus 0,6 persen (month to month/mtm), lebih lemah dibandingkan perkiraan minus 0,3 persen. Selain itu, CB Leading Index AS Juli 2024 juga lebih rendah dibandingkan Juni 2024 sebesar minus 0,2 persen.

"Rupiah diperkirakan akan kembali menguat terhadap dolar AS yang melanjutkan perlemahan setelah data aktivitas ekonomi ke depan leading index yang sangat lemah," ujar Lukman, kepada Tirto, Selasa (20/8/2024).

Baca juga artikel terkait RUPIAH atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang