tirto.id -
Hal tersebut karena informasi dan video yang didapat oleh masyarakat sepotong-sepotong saja.
Dirinya menuturkan, informasi tersebut dapat diketahui jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberitahukan isi CCTV yang ada di daerah tersebut kepada publik.
Pasalnya, Anies lah yang memiliki akses dan wewenang untuk membuka hasil CCTV tersebut, sebab peristiwa itu berada di daerah DKI Jakarta.
"Kapan kita tahu itu? Suatu waktu nanti ketika kita punya akses untuk melihat seluruh CCTV yang mana adalah milik Gubernur Anies Baswedan. Kan seluruh CCTV itu punya DKI kan," kata Rocky saat berbicara di acara diskusi bertajuk People Power Dalam Tinjauan Publik dan Kewarganegaraan di Kantor Lokataru, Jakarta Timur, Jumat (31/5/2019).
Dirinya mengatakan, mungkin saja isi yang ada di dalam CCTV dapat masyarakat lihat setelah satu, dua, atau bahkan tiga bulan usai peristiwa 21-22 Mei kemarin.
"Oh waktu itu Jakarta undercover, this is the real Jakarta undercover. Kita enggak tahu, saya lihat beberapa potongan itu," kata Rocky.
Ia menambahkan, namun yang membuatnya binggung adalah beberapa video itu bisa lolos ke media asing seperti Al-Jazeera, CNN Internasional, dan beberapa media asing lainnya.
Tetapi, media yang ada di Indonesia justru tidak mendapatkan video tersebut secara utuh.
"Artinya ada upaya untuk mengendalikan opini pers di Indonesia. Wartawan asing dapat kok. Sumbernya sama lagi. Kenapa kita enggak dapat? Pasti ada intimidasi terhadap pers. Apa karena Al-Jazeera versi Inggrisnya pakai VPN?" pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari