tirto.id - Rizieq Shihab belum berhenti mengumpulkan massa di tengah pandemi Corona. Setelah 'penjemputan' di Bandara dan acara pernikahan anaknya beberapa waktu lalu, imam besar Front Pembela Islam (FPI) ini berencana menggelar tablig akbar di sejumlah provinsi dalam rangka konsolidasi 'revolusi akhlak'. Ancaman ledakan kasus COVID-19 pun mengintai di depan mata.
"Ibadah tidak harus dilakukan berjamaah di saat penularan COVID-19 masih tinggi, sebab justru menimbulkan risiko klaster baru. Beribadah tetap harus diutamakan namun bisa dilakukan sesuai protokol kesehatan," kata Koordinator LaporCovid19 Irma Hidayana kepada reporter Tirto, Senin (16/11/2020).
Hingga saat ini, penularan COVID-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik sejak masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Pada 16 November 2020 tercatat ada penambahan 3.535 kasus baru dan 85 orang meninggal dunia. Total kasus telah mencapai 467.113, dan meninggal sebanyak 15.296.
Karenanya, menurutnya Irma, pemerintah tidak boleh tebang pilih dalam menegakkan aturan protokol kesehatan. Pemerintah harus melarang segala jenis kerumunan, termasuk yang digelar oleh Rizieq Shihab.
Pembiaran seperti yang dilakukan beberapa waktu lalu mencoreng asas keadilan bagi semua orang sekaligus melanggar hak asasi. Sebab, ada hak atas hidup dan hak atas kesehatan yang dipertaruhkan dalam tiap-tiap acara tersebut.
Pemerintah pun tidak boleh berpikir masalah selesai dengan menjatuhkan sanksi denda sebagaimana yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta pasca-acara pernikahan putri Rizieq Shihab. Mereka memberikan sanksi Rp50 juta kepada Rizieq. Irma menilai pemerintah harus fokus pada tujuan utama: mencegah terjadinya kerumunan. Mencegah, bagaimanapun, lebih baik daripada mengobati.
"Ini jadi kelihatan pemerintah menangani COVID-19 tidak berbasis kesehatan publik, tetapi lebih ke [kepentingan] politis dan keberpihakan terhadap elite politik tertentu," katanya.
Selain ketegasan pemerintah, Irma juga meminta kepekaan Rizieq terhadap kesehatan pengikutnya. Terus-menerus mengerahkan kerumunan menunjukkan Rizieq tidak peduli terhadap kesehatan mereka. "Dia justru memfasilitasi potensi umat islam tertular COVID-19," katanya.
Rizieq memang secara terbuka mengundang orang-orang terlibat. "Kami ajak semua umat untuk koordinasi dan konsolidasi untuk revolusi akhlak," kata Rizieq dalam maulid Nabi Muhammad was di Petamburan, Jakarta, Minggu (15/11/2020).
Epidemiolog Masdalina Pane mengatakan dalam mengatasi pandemi, tindakan represif seperti penentuan kewajiban dan penegakan aturan memang rentan menimbulkan perlawanan dari masyarakat. Tapi toh itu diperlukan.
Kondisi makin sulit ketika pejabat pemerintah sendiri ternyata pernah melanggar aturan yang dibuatnya. Masdalina mencontohkan Sumatera Barat yang memiliki aturan pembatasan pada pesta pernikahan. Faktanya, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno sendiri menggelar pesta pernikahan anaknya selama 3 hari berturut-turut sejak 6 Novomber hingga 8 November--kendati diklaim mengikuti protokol kesehatan.
"Jadi bagaimana kita mau melarang masyarakat melakukan itu kalau pimpinan kita sendiri melakukan yang bertentangan dengan itu?" kata Masdalina kepada reporter Tirto, Senin.
Karenanya, di samping penegakan aturan, yang diperlukan adalah pendekatan kepada masyarakat untuk ikut mencegah penularan COVID-19. Langkah pertama ialah dengan memberikan teladan.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, dalam konferensi pers Senin kemarin, menyatakan penyesalannya atas pelanggaran protokol kesehatan secara masif yang terjadi setelah kepulangan Rizieq. Karenanya, ia memperingatkan kepada seluruh kepala daerah dan aparat keamanan untuk menindak tegas aksi pengumpulan massa dalam skala besar.
Ia pun meminta tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan contoh yang baik dalam mencegah penularan COVID-19.
"Kepada aparat keamanan, pemerintah meminta untuk tidak ragu dan bertindak tegas, dalam memastikan protokol kesehatan dapat dipatuhi dengan baik. Pemerintah juga akan memberikan sanksi kepada aparat keamanan yang tidak mampu bertindak tegas dalam memastikan terlaksananya protokol kesehatan," kata Mahfud.
Rizieq tahu acaranya potensial dilarang. Namun, ia malah menyatakan akan melawan setiap usaha menghalangi acara tersebut. "Jangan coba-coba ada pihak yang menghalangi tablig akbar kami atau menghalangi konsolidasi kami," katanya. "Kali ini kami tidak [akan] menoleransi siapa pun yang menghalangi."
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Rio Apinino