Menuju konten utama
Travelling

Risiko Membawa Bayi Perjalanan Jauh: Tips Agar Tidak Masuk Angin

Berikut ini risiko membawa bayi dalam perjalanan jauh dan tips agar tidak masuk angin saat bepergian. Simak penjelasannya di artikel berikut ini.

Risiko Membawa Bayi Perjalanan Jauh: Tips Agar Tidak Masuk Angin
Ilustrasi Bayi di Dalam Mobil. foto/IStockphoto

tirto.id - Membawa bayi dalam perjalanan jauh tentu memiliki risiko, kalau tidak memahami caranya dapat berakibat fatal bagi bayi, mulai dari terkena penyakit tertentu hingga bisa menyebabkan kematian.

Ada beberapa kasus bayi yang meninggal dunia akibat dibawa perjalanan jauh oleh orangtuanya, salah satunya kejadian bayi usia 6 bulan asal tegal yang meninggal dunia saat melakukan perjalanan motor dari Tegal ke Surabaya.

Kasus ini viral medio Agustus tahun lalu, di mana orangtua sang bayi ingin sekali melihat pertandingan klub favoritnya, Persebaya yang akan bermain di Surabaya.

Mereka pun melakukan perjalanan dari tegal ke Surabaya yang memakan waktu sekitar 14 jam.

Anaknya yang ikut motoran lalu mengalami batu berdahak hingga sesak napas. Namun sayang, saat dibawa ke RS, nyawa anak tersebut tidak tertolong.

Kejadian ini seharusnya bisa menjadi pembelajaran bagi para orangtua agar lebih waspada saat melakukan perjalanan jauh bersama bayinya. Dan semoga kasus-kasus tidak terjadi lagi.

Orangtua juga harus memahami syarat-syarat ketika ingin membawa bayi dalam perjalanan jauh baik motor, mobil, maupun pesawat dan mengetahui umur berapa bayi sudah bisa dibawa pergi jauh.

Usia Berapa Bayi Boleh Bepergian?

Dilansir laman Berkshire Hathaway Travel Protection, secara umum, dokter menyarankan orangtua untuk menunggu bayi dibawa perjalanan jauh hingga sistem kekebalan tubuh bayi berkembang lebih baik.

Hal ini dapat terjadi dalam waktu satu bulan untuk bayi cukup bulan, meskipun sebagian besar dokter menyarankan antara tiga, enam bulan hingga satu tahun.

Sementara bayi prematur atau bayi dengan masalah jantung atau paru-paru mungkin baru boleh diajak jalan jauh saat ia sudah lebih stabil dengan kondisi kesehatannya.

Maskapai penerbangan memiliki kebijakan yang berbeda-beda mengenai bayi yang boleh diajak terbang.

Garuda Indonesia memberi syarat bayi harus berusia lebih dari satu minggu untuk bepergian. Jika keadaan urgent, bayi di bawah 7 hari dapat bepergian dengan izin dokter.

LionGroup menyebutka, bayi usia 2-7 hari yang akan terbang harus membawa surat izin dokter dan usia 7 hari-6 bulan perlu membuat surat pernyataan yang disediakan maskapai.

Sementara Pelita Air menurunkan standarnya, untuk bayi berumur lebih dari 3 bulan dapat terbang tanpa harus menunjukan surat dokter atau FOI.

Di Amerika, maskapai United menolak untuk mengizinkan bayi yang berusia kurang dari tujuh hari di dalam pesawat dalam keadaan apa pun. United juga melarang bayi dalam inkubator.

Apa pun yang terjadi, jika berencana untuk bepergian dengan bayi di pesawat, selalu tanyakan kepada dokter anak Anda terlebih dahulu.

Risiko Membawa Bayi Perjalanan Jauh

Membawa bayi dalam perjalanan jauh sudah tentu berisiko, berikut ini beberapa risiko yang bisa terjadi seperti dilansir situs Healthy Children:

1. Diare

Bayi biasanya sering memasukkan tangan atau benda apa saja yang ada di sekitarnya. Hal inilah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya diare pada bayi, karena sesuatu yang dimasukkan tersebut belum bisa dipastikan kebersihannya

2. Terkena Penyakit Menular

Jika melakukan perjalanan udara dengan bayi, ini akan meningkatkan risiko bayi baru lahir terkena penyakit menular.

Bayi yang lahir prematur, dengan masalah jantung atau paru-paru kronis, atau dengan gejala pernapasan atas atau bawah juga dapat mengalami masalah dengan perubahan tingkat oksigen di dalam kabin pesawat.

3. Gangguan Pernapasan

Bayi juga rentan mengalami gangguan pernapasan akibat terpapar polusi udara, debu atau bahkan cuaca dingin saat sedang di perjalanan.

4. Gangguan Kulit

Salah satu yang perlu diwaspadai orangtua adalah bayi terkena gangguan kulit, seperti alergi debu, masalah infeksi kulit hingga gigitan serangga selama perjalanan.

5. Masuk Angin

Kondisi lainnya yang bisa terjadi pada bayi adalah masuk angin. Bayi rentan masuk angin jika sudah kecapean atau kelamaan berada di luar.

Beberapa tanda bayi masuk angin, di antaranya bayi sering menangis, lebih rewel, wajahnya memerah, tidak cukup tidur dan tidak nafsu makan, serta Gelisah dan merasa tidak nyaman.

Tips Agar Bayi Tidak Masuk Angin saat Travelling

Demi menghindari masuk angin pada bayi saat travelling, berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghindarinya:

1. Sebisa Mungkin Pilih Kendaraan Tertutup

Perhatikan transportasi yang digunakan untuk bepergian bersama si kecil, sebaiknya hindari menggunakan sepeda motor karena bisa membuatnya tidak nyaman.

Kondisi tubuh bayi yang belum stabil seperti orang dewasa juga membuatnya lebih rentan terkena penyakit seperti masuk angin dan flu karena berkendara dengan motor.

Sebisa mungkin pakailah kendaraan yang tertutup, seperti mobil atau kereta untuk menghindari si kecil mengalami masuk angin.

2. Gunakan Pakaian yang Longgar dan Nyaman

Pakaian yang biasanya membuat bayi lebih cepat gerah dan berkeringat, sehingga jika dibiarkan akan mudah membuatnya masuk angin. Pilihan pakaian berbahana katun dan menyerap keringat, karena ini membuat jadi lebih nyaman.

Selain itu, sediakan pula pakaian hangat atau sweater untuk mencegah bayi kedinginan ketika cuaca dingin atau sedang hujan.

3. Rutin Mengganti Popok Bayi

Popok yang kelamaan diganti juga bisa menyebabkan bayi merasa tidak nyaman serta masuk angin, karenanya rutinlah dalam beberapa jam sekali memeriksa popoknya.

Jika dirasa sudah mulai penuh, ganti segera popok bayi untuk mencegah masuk angin.

4. Jangan Sampai Waktu Makan Bayi Terganggu

Pastikan waktu makan bayi tidak terganggu untuk mencegah perut bayi kembung dan masuk angin.

Selain itu, porsi dan nutrisi makanan bayi juga harus tetap terjaga seperti biasa. Karenanya, ibu bisa mempersiapkan makanan dan susu bayi yang perlu dibawa saat perjalanan.

Baca juga artikel terkait BAYI atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya