tirto.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, perbedaan pendapat soal penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden harusnya bisa dimusyawarahkan dengan baik, bukan justru lewat kekerasan.
"Jika ada narasi atau wacana di negeri ini yang berbeda dengan kesepakatan, tentulah harus diekspresikan dan dimusyawarahkan secara baik-baik. Apapun wacananya," kata Ridwan dalam pernyataannya, Selasa (12/4/2022).
"Termasuk wacana yang sempat menghangat sebelum demo, terkait perpanjangan jabatan presiden jadi 3 periode, yang tentunya berbeda dengan kesepakatan hanya 2 periode seperti tertulis di UUD 45," lanjutnya.
Ia mengatakan, perbedaan argumentasi jangan sampai membawa kekerasan. Dirinya pun mengecam terjadinya pengeroyokan terhadap Ade Armando ketika demonstrasi di depan Gedung DPR.
"Jangan pernah membawa kekerasan dalam kegiatannya, termasuk kekerasan terhadap Ade Armando yang tidak semestinya terjadi, jika semua bisa menahan diri. Apalagi ini adalah bulan suci Ramadan yang harus kita hormati," katanya.
Kang Emil, sapaan akrabnya pun berterima kasih kepada mahasiswa yang melaksanakan unjuk rasa dengan tertib dan kondusif. "Terima kasih untuk para mahasiswa yang unjuk rasa dengan tertib dan kondusif, khususnya di Bandung," katanya.
Polda Metro Jaya tengah menyelidiki empat orang yang diduga sebagai pelaku pengeroyokan pegiat media sosial Ade Armando. Polisi menyebut terduga pelaku bukan mahasiswa.
Ade Armando datang ke DPR guna memberi dukungan demonstrasi mahasiswa yang menolak Jokowi tiga periode. Saat demo tengah berlangsung, ada sejumlah orang yang memprovokasi hingga terjadi tindak pengeroyokan.
Ade Armando babak belur akibat pukulan massa yang semakin beringas. Ia lalu dievakuasi oleh aparat kepolisian ke dalam gedung DPR. Saat ini dosen tetap Universitas Indonesia itu sudah mendpatkan perawatan di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky