Menuju konten utama

Respons PPP Khittah & PDIP Soal Ricuh Kedatangan Prabowo di Yogya

Kedatangan Prabowo di Sleman Yogyakarta diwarnai kericuhan, diduga karena ada gesekan antara GPK dan massa PDIP. 

Respons PPP Khittah & PDIP Soal Ricuh Kedatangan Prabowo di Yogya
Calon Presiden RI nomor 02 Prabowo Subianto (tengah) menyapa pendukungnya saat Safari Politik di Grand Pacific Hall, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu (27/2/2019). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.

tirto.id -

Kunjungan Calon Presiden Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto di Yogyakarta pada Rabu (27/2/2018) diwarnai kericuhan. Kericuhan diduga terjadi karena ada gesekan antara pendukung Prabowo dengan pendukung Capres nomor urut 01 Joko Widodo.

Akibat kejadian ini, polisi kemudian melepaskan tembakan peringatan untuk meredakan kericuhan.

Ketua DPW PPP Khittah Yogya Syukri Fadholi menyebut kericuhan terjadi saat laskar PPP Khittah Gerakan Pemuda Kabah (GPK) mengawal Prabowo Subianto menuju lokasi acara di Grand Pasifik Hall, Sleman, Yogya.

"Teman-teman GPK itu mengawal Pak Prabowo kemudian di jalan itu ada yang dilempari sehingga ada yang luka. Lha kemudian anak-anak marah, didatangi di daerah masuk kampung itu," kata Syukri, Rabu (27/2/2019) malam.

Menurut Syukri akibatnya kejadian itu ada dua anggota GPK terluka terkena lemparan batu. Kemudian setelah selesai acara saat melintas di daerah Pakuncen, Kota Yogya, massa GPK juga kembali terkena lemparan batu hingga mengakibatkan satu orang terluka.

Syukri menduga kericuhan ini terjadi dengan simpatisan PDIP yang pro dengan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Jokowi-Ma'ruf.

"Memang ada lemparan, ya wajarlah anak-anak muda itu marah, saya berharap lain kali ya yang PDIP jangan saling mengganggu dan PPP jangan mudah marah," kata Syukri.

Syukri berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dengan tuntas baik melalui jalur hukum maupun damai.

"Saya harap teman-teman GPK dapat menahan diri menyerahkan secara hukum. Jangan saling membalas. Sepenuhnya kita serahkan kepada polisi, jika bisa damai ya damai, kalau tidak bisa damai ya proses hukum dibuat gampang saja tapi jangan emosi," kata dia.

Sementara itu Ketua DPC PDIP Sleman Kuswanto membantah kadernya membentangkan spanduk Jokowi-Ma'ruf yang diduga menjadi pemicu kericuhan saat kedatangan Prabowo.

"Kalau yang membentangkan [spanduk Jokowi-Ma'ruf] itu masyarakat luar kita tidak bisa apa-apa. Ya kalau itu memang kader saya [sudah] mengimbau [untuk tidak dilakukan] karena itu memancing keributan," kata dia saat dihubungi, Kamis (28/2/2019).

Kuswanto mengatakan tidak ada perintah dari struktural partai untuk membentangkan spanduk. Terlebih untuk melakukan hal-hal yang memancing keributan. "Tidak mungkin [kami memerintahkan membentangkan spanduk], tindakan bodoh seperti itu. Tidak mungkin, boleh dicek," kata dia.

Pun demikian dengan kejadian pelemparan batu yang terjadi di kawasan Pakuncen. Ia menyebut bahwa hal itu bisa jadi berdasarkan inisiatif sendiri.

Di sisi lain pihaknya selama ini sudah melakukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan antar pendukung parpol. Salah satu upayanya adalah dengan mengurangi acara-acara laskar binaan PDIP yang bisa mengakibatkan gesekan dengan massa lain.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Politik
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Agung DH