tirto.id - Berbuka puasa dengan bir mungkin terdengar kontradiktif. Namun, tidak jika berbuka dengan bir pletok asli Betawi. Bir pletok merupakan minuman tradisional Betawi yang tidak mengandung alkohol seperti bir pada umumnya.
Sejarah awal minuman tradisional ini juga cukup unik. Dikutip dari buku Kuliner Indonesia yang Mendunia, pembuatan bir pletok pada awalnya berawal pada zaman Belanda dahulu saat masyarakat Betawi melihat orang-orang Belanda mengonsumsi minuman dingin dengan busa di atasnya, yang berfungsi menghangatkan tubuh, namanya bir.
Oleh karena itu, masyarakat Betawi pun mencoba berkreasi dengan membuat versinya sendiri, yang halal dikonsumsi tentunya. Bir pletok biasanya berbahan dasar jahe, kayu secang, kayu manis, cengkeh, pala, serai, kapulaga, dan gula jawa.
Bagi Anda yang ingin menikmati kesegaran bir Pletok pada saat berbuka puasa, berikut resep bahan dan cara membuat bir Pletok untuk 4 orang dikutip dari Buku 22 Resep Es dan Minuman Segar Terpopuler.
Bahan
- 2 ibu jari jahe, pilih yang tua
- 2 batang serai, memarkan
- 1 liter air, untuk merebus
- 150 gram kayu secang, cuci
- 5cm kayu manis
- 150 gram gula pasir
- Es batu secukupnya
- Garam secukupnya
Cara Membuat
- Bakar jahe, lalu kupas dan memarkan, kemudian sisihkan.
- Rebus jahe, serai, kayu secang, kayu manis, garam, dan gula pasir sampai mendidih.
- Kecilkan api dan terus memasak sampai air rebusan pekat. Angkat, lalu saring.
- Dinginkan bir pletok, lalu blender dengan es batu. Bir Pletok siap untuk disajikan.
Manfaat Jahe Bagi Kesehatan
Jahe yang digunakan sebagai salah satu bahan wajib untuk membuat bir Pletok memiliki segudang manfaat bagi tubuh, berikut manfaat jahe melansir laman WebMD.
1. Penangkal kuman
Senyawa kimia tertentu dalam jahe dapat membantu tubuh menangkal kuman. Ini sangat baik dalam menghentikan pertumbuhan bakteri seperti E.coli dan shigella. Bahkan juga dapat mencegah virus seperti RSV.
2. Menjaga Kesehatan Mulut
Senyawa aktif dalam jahe yang disebut gingerol mencegah pertumbuhan bakteri pada mulut. Bakteri pada mulut dapat menyebabkan penyakit periodontal, infeksi gusi yang serius.
3. Mengurangi Mual
Jahe membantu mencoba meredakan perut mual. Cara kerjanya adalah dengan memecah dan membuang gas yang menumpuk di usus.
4. Mengurangi Rasa Sakit pada Otot
Jahe tidak akan menghilangkan nyeri otot dengan cepat, tetapi dapat meredakan nyeri seiring waktu. Dalam beberapa penelitian, orang dengan nyeri otot akibat olahraga yang mengonsumsi jahe mengalami lebih sedikit rasa sakit keesokan harinya dibandingkan mereka yang tidak.
5. Meringankan Gejala Arthritis
Jahe adalah anti-inflamasi, yang dapat mengurangi pembengkakan. Ini sangat membantu untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
6. Menghambat Pertumbuhan Kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa molekul bioaktif dalam jahe dapat memperlambat pertumbuhan beberapa jenis kanker seperti kanker kolorektal, lambung, ovarium, hati, kulit, payudara, dan prostat. Namun, penelitian lebih lanjut masih sangat diperlukan.
7. Menurunkan Gula Darah
Satu penelitian kecil baru-baru ini menunjukkan bahwa jahe dapat membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih baik. Studi yang lebih besar diperlukan untuk melihat apakah jahe dapat membantu meningkatkan kadar gula darah.
8. Meringankan Nyeri Haid
Dalam penelitian, wanita yang mengonsumsi 1.500 miligram bubuk jahe sekali sehari selama 3 hari selama siklus mereka merasakan lebih sedikit rasa sakit daripada wanita yang tidak mengkonsumsinya.
9. Menurunkan Kolesterol
Dosis jahe harian dapat membantu melawan kadar kolesterol "jahat" pada tubuh. Dalam penelitian terbaru, mengonsumsi 5 gram jahe sehari selama 3 bulan dapat menurunkan kolesterol jahat rata-rata 30 poin.
10. Melindungi Tubuh dari Penyakit
Jahe sarat dengan antioksidan, senyawa yang mencegah stres dan kerusakan DNA pada tubuh. Hal tersebut dapat membantu tubuh melawan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru, serta menjaga kesehatan akibat dari penuaan.
11. Meredakan Gangguan Pencernaan
Penderita gangguan pencernaan kronis, juga disebut dispepsia, dapat diredakan dengan mengonsumsi jahe.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yantina Debora