Menuju konten utama

Resep Bakpau Tempe yang Unik untuk Sajian Berbuka Puasa

Tempe bisa diolah menjadi beragam jenis masakan, seperti tempe mendoan hingga bakpau tempe.

Resep Bakpau Tempe yang Unik untuk Sajian Berbuka Puasa
Bakpau Tempe. foto/istockphoto

tirto.id - Tempe adalah makanan khas Indonesia yang memiliki berjuta manfaat bagi tubuh. Dalam 100 gram tempe mengandung berbagai macam nutrisi baik bagi tubuh, seperti karbohidrat, lemak. energi, protein, vitamin (B1, B2, B3, B6, B9, B12), dan mineral (kalsium, zat besi, magnesium, magan, fosfor, dll).

Tempe terbuat dari fermentasi kedelai yang melalui tahapan perebusan, pengupasan, perendaman, pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan dan fermentasi.

Proses fermentasi tersebut membuat kedelai ditumbuhi beberapa jenis jamur baik (kapang) seperti Rhizopus Oligosporus. Kapang yang tumbuh di kedelai itu, menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga mudah dicerna tubuh manusia.

Dibandingkan dengan olahan makanan dari bahan yang sama, tempe memiliki manfaat lebih banyak sebab terbuat dari kedelai utuh. Melansir situs Forumtempe.org, setidaknya ada 5 khasiat dan manfaat tempe bagi kesehatan dan gizi antara lain:

1. Tinggi serat

Satu porsi tempe mengandung kadar serat yang sangat tinggi. Di dalam tubuh manusia, serat berguna untuk kesehatan saluran pencernaan dan mencegah berbagai penyakit kronis (degeneratif), misal jantung koroner, aterosklerosis, diabetes melitus atau kanker.

Selain itu, zat antibakteri dalam tempe juga terbukti bisa menyembuhkan penyakit diare. Tempe juga bisa digunakan untuk melawan radikal bebas sehingga menghambat proses penuaan dini, karena mengandung antioksidan alami dalam bentuk isoflavon.

2. Mudah dicerna

Bagi orang yang kesulitan mengonsumsi makanan berprotein tinggi dari kacang-kacangan, tempe adalah solusi terbaik. Pasalnya, proses fermentasi pada tempe membuat molekul kedelai menjadi lebih lunak.

Hal ini disebabkan, enzim pencernaan yang dihasilkan ragi memecah nutrisi dalam biji kedelai menjadi lebih sederhana. Enzimfitase dalam kapang tempe tersebut mencerna fitat, sehingga meningkatkan penyerapan mineral (seng, besi dan kalsium).

Proses fermentasi kedelai menjadi tempe juga mengurangi oligosakarida yang membuat kedelai susah dicerna. Oleh karena itu, tempe cocok dikonsumsi segala kelompok usia mulai dari bayi hingga lansia.

Selain mudah dicerna, zat gizi dalam tempe juga mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan kedelai. Sehingga tempe sangat efektik menambah berat badan pasien penderita gizi buruk.

Pengolahan kedelai menjadi tempe bisa menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yang menjadi penyebab timbulnya flatulensi atau kembung pada perut.

3. Bagus untuk diet rendah garam

Berbeda dengan produk makanan fermentasi kedelai lain seperti miso (cenderung asin). Tempe sangat rendah garam, sehingga aman dan cocok dikonsumsi orang yang perlu mengurangi kandungan garam dalam makanan. Seperti penderita penyakit kronis, gagal ginjal, Osteoporosis, kanker atau hipernatremia.

4. Mengandung antibiotik alami

Fermentasi kedelai menjadi tempe menghasilkan kapang atau jamur Rhizopus. Jamur ini memproduksi zat antibiotik alami yang berguna untuk melawan patogen berbahaya. Zat antibiotik alami dalam tempe bisa menjadi obat disentri (diare) apabila dikonsumsi setiap hari.

5. Baik untuk penderita diabetes

Protein yang ada dalam tempe aman dikonsumsi penderita diabetes yang sering bermasalah dengan sumber protein hewani. Sebab, protein dan serat dalam tempe dapat mencegah kenaikan gula darah sekaligus menjaga kadar tetap terkendali.

Selain penjelasan manfaat di atas, tempe juga mengandung bermacam vitamin yang bisa larut air atau larut lemak. Vitamin larut air di tempe terdiri dari B kompleks, mulai B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), B6 (piridoksin) dan B12 (sianokobalamin). Sedangkan vitamin larut lemak di tempe ada vitamin A, D, E dan K.

Sementara itu, tempe bisa diolah menjadi beragam jenis masakan, seperti tempe goreng, tempe mendoan hingga bakpau tempe.

Resep dan cara membuat bakpau tempe untuk sajian berbuka puasa

Tempe adalah salah satu bahan makanan yang dapat diolah menjadi menu apapun. Kandungan gizi dan nutrisi dalam tempe sangat cocok dijadikan menu sajian berbuka ketika puasa Ramadhan 1443 Hijriah yang diprediksi akan jatuh pada 2 atau 3 April 2022.

Selain digoreng, direbus, disate dan dijadikan sayur, tempe juga dapat diolah menjadi hidangan unik seperti bakpau. Bahan yang dibutuhkan dan cara pembuatannya pun cukup mudah.

Resep bakpau tempe ini diciptakan oleh Muhammad Irsa Fachreza dan Ahmad Renaldi dari SMK Windian Nugraha Bogor menurut BukuKumpulan Resep Masakan Tahu & Tempe Higienis. Berikut penjelasan detail bahan dan cara pembuatan Bakpau Tempe:

Bahan Isi Bakpau:

250 gr tempe, 1 sdt merica, 1 sdm garam, 2 sdm gula, 2 sdm oyster saus, 2 siung bawang putih, 3 siung bawang merah, 3 sdm kecap manis dan 100 cc kaldu ayam cair.

Cara Membuat Isi Bakpau:

1. Panaskan panci beri sedikit minyak lalu tumis bawang putih sampai tercium aromanya. Masukkan tempe yang dipotong kecil-kecil.

2. Beri sedikit merica, garam, gula pasir lalu aduk hingga rata. Masukkan kaldu ayam cair, kecap manis, dan oyster saus, masak hingga air menyusut dan bumbu meresap.

3. Setelah meresap, angkat dan simpan dalam mangkuk.

Bahan Adonan Bakpau:

1/2 kg Tepung Terigu, 100 gr Gula Pasir, 1 butir Telur (kocok), 1/2 bungkus Fermipan, 100 cc Air Santan, 4 lembar Daun Jeruk, 1 lembar Daun Pandan.

Cara Membuat Bakpau:

1. Masukkan tepung terigu, gula pasir, telur, fermipan, air santan yang sudah direbus dengan daun jeruk dan pandan. Campurkan semua bahan hingga menjadi satu dan kalis.

2. Kemudian diamkan adonan selama 30 menit sampai mengembang. Jangan lupa ditutup agar kedap udara.

3. Setelah adonan bakpau mengembang, bagi masing-masing 20 gr lalu rounding. Masukkan isi bakpau 1 sdm, kemudian bulatkan kembali.

4. Kukus adonan bakpau selama 40 menit

5. Setelah mengembang, angkat dan sajikan selagi hangat.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2022 atau tulisan lainnya dari Dewi Rukmini

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Dewi Rukmini
Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Nur Hidayah Perwitasari