tirto.id - Pada mulanya adalah kelegaan. Setelah menjalani proses panjang seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Arya (25) pada Januari lalu akhirnya berhasil mengamankan satu posisi di Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Jadi, ya perasaannya lega saja sih. Karena, akhirnya diterima kerja di instansi yang secara career path jelas. Jadi, buat ke depannya lebih enak aja buat bayanginnya. Jadi, life plan-nya bisa lebih tertata,” ceritanya kepada Tirto, Jumat (7/3/2025).
Namun, citra kejelasan dan serba terjamin yang jadi alasan Arya mendaftar jadi aparatur sipil negara (ASN) itu luntur seketika saat menerima kabar penundaan pengangkatan CPNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2024.
Tahapan akhir seleksi CPNS 2024, yakni penetapan Nomor Induk PNS (NIP), pada mulanya akan dilaksanakan pada 23 Maret 2025. Sementara itu, penetapan NI PPPK dijadwalkan pada 28 Februari 2025 untuk tahap I dan 31 Juli 2025 untuk tahap 2.
Namun, dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Rabu (5/3/2025), Komisi II DPR RI, Menteri PANRB, dan Kepala BKN RI bersepakat bahwa pengangkatan ASN disesuaikan alias diundur dari jadwal semula agar bisa dilakukan secara serentak.
Pengunduran jadwal pengangkatan itu terhitung cukup lama, yakni pada 1 Oktober 2025 untuk CPNS dan 1 Maret 2026 untuk PPPK.
“Dalam rangka percepatan penataan CPNS dan PPPK untuk formasi 2024, Komisi II DPR RI meminta Kementerian PANRB dan BKN menyelesaikan pengangkatan CPNS pada bulan Oktober tahun 2025 dan pengangkatan PPPK di bulan Maret tahun 2026,” begitu tertulis dalam salah satu poin kesimpulan rapat.
Arya heran dengan keputusan tersebut. Apalagi, dia mengaku menemukan informasi ini dari unggahan di media sosial, bukan di situs resmi SSCASN.
“Di akunku SSCASN sih gada info apa-apa,” terangnya.
Dia mengaku bingung soal urgensi dari kebijakan tersebut. Menurutnya, alasan yang dijabarkan melalui video perwakilan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) yang dia saksikan di media sosial tidak berdasar.
“Aku nonton video itu alasannya kenapa serentak, ‘Karena, selama ini tidak serentak. Ada yang mulai duluan, ada yang mulai belakangan. Jadi, kami seragamkan saja.’ Aku jadi bertanya, memang kalo gak barengan kenapa? Kalau memang ada instansi yang perlu kerja lebih cepat, ya kenapa enggak? Masalahnya bukan di serentak atau enggak, tapi dari kebutuhan insansinya harusnya,” tambah dia lagi.
Namun, Arya masih beruntung, tempat kerjanya memberi dia izin untuk mengundurkan diridi momen sebelum masuk ke tempat kerja baru.
“Tapi, kalau mikir teman-teman yang harus penempatan di luar pulau, yang jauh, yang sudah resign, kesannya kasihan banget sih,” tambah Arya.
Nasib itu dialami Aldo. Pria 27 tahun itu telah mengundurkan diri dari pekerjaannya demi mempersiapkan diri untuk proses-proses CPNS berikutnya.
“Saya berencana memanfaatkan waktu ini untuk meningkatkan keterampilan, mengambil kursus tambahan, atau mencari pekerjaan sementara agar tetap produktif,” tutur Aldo berusaha tetap positif.
Untuk sementara ini, dia akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dengan sisa tabungan yang dia miliki. Aldo mengatakan bahwa dia hanya bisa mengikuti saja proses yang berlangsung.
“mungkin ini yang terbaik demi kelancaran administrasi,” katanya.
Tirto juga mendapat pengakuan dari Doni (32) yang memang menunda resign dari pekerjaan lamanya, meski sudah diterima sebagai CPNS.
“Saat ini, saya belum resign soalnya dari awal berita simpang siur terkait CPNS, apalagi ada info efisiensi. Jadi, belum gegabah mengambil sikap untuk resign,” tutur Doni yang bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Ilham (28) juga melakukan hal yang sama. Banyaknya gejolak efisiensi anggaran di awal tahun ini membuat dia tidak buru-buru keluar dari tempat kerjanya.
“Karena, saya sudah memprediksi akan ada kejadian aneh-aneh dari pemerintahan saat ini terkait rekrutmen ini. Terlebih, setelah adanya efisiensi anggaran,” tuturnya.
Dia mengaku baru akan resign setelah ada jadwal yang jelas dari badan pemerintahan tempat dia diterima kerja.
Meski berbeda kondisi, para calon ASN yang diwawancarai Tirto itu punya persepsi umum yang sama: alasan “penyesuaian” jadwal pengangkatan CPNS dan PPPK terkesan dibuat-buat.
“Mungkin, yang seperti saya belum resign tidak banyak terdampak. Tapi, yang sudah resign karena mengikuti jadwal awal dari BKN sangatlah kasihan. Bukan tentang bingung harus ngapain 7-8 bulan menunggu Oktober ini, tapi bagaimana bertahan hidup dengan biaya hidup saat ini. BKN sangat tidak profesional dan semakin menambah jumlah pengangguran,” ujar Ilham menutup percakapan.
Dalih BKN dan Kementerian PANRB
Video klarifikasi dari BKN dan Kementerian PANRB yang disebutkan Arya adalah potongan dari video Penjelasan Penyesuaian Jadwal Pengangkatan CASN 2024 dari Kanal Kementerian PANRB di YouTube, Kamis (6/3/2025).
Dalam video itu, Deputi Bidang SDM Aparatur kementerian PANRB, Aba Subagja, dan Wakil Kepala BKN, Haryomo Dwi Putranto, memberi klarifikasi satu hari setelah pengumuman penundaan pelantikan CASN. Alasan utama yang dijabarkan adalah agar CPNS masuk secara serentak.
“Jadi nanti, termasuk [pengangkatan PPPK] tahap I, tahap II nanti di 1 Maret 2026. Kemudian, CPNS pun 1 Oktober 2025. Jadi, dengan pengangkatan serentak ini, enggak ada yang beda-beda lagi ya,” kata Aba dalam video tersebut.
Aba melanjutkan, “Jadi, mereka [CPNS dan PPPK], teman-teman nanti akan bekerja di waktu yang sama, jadi serentak.”
Lebih lanjut, Aba juga menjamin bahwa para CPNS yang sudah lolos seleksi tidak perlu takut batal dilantik pada Oktober 2025.
“Jadi, bagi mereka yang yang sudah dinyatakan lulus SKB dan SKD dan kemudian juga sudah diumumkan mereka lulus, ya mereka tetap aman posisinya,” tambah dia.
Aba juga menambahkan bahwa pihaknya dan BKN berencanan mengadakan pembinaan. Para CPNS juga diharapkan dapat menggunakan waktu antara April sampai Oktober 2025 itu untuk mempersiapkan diri masuk ke budaya birokrasi pemerintahan.
“Mungkin, ada juga [CPNS] yang sudah berkeluarga, barangkali ya, kami memaklumi juga. Akan tetapi, proses ini mungkin bisa dimanfaatkan juga untuk bagian dari pembelajaran ketika mereka masuk ke birokrasi,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BKN, Haryomo, mengatakan bahwa pihaknya berharap pembekalan yang mereka adakan akan membantu proses adaptasi para CPNS yang telah mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya. Sehingga, para CPNS nantinya tidak butuh waktu lama untuk belajar setelah diangkat pada 1 Oktober 2025.
“Selama ini, mungkin [CPNS] masih belum punya bayangan ketika nanti masuk mau ngapain. Nah, ini kesempatan instansi untuk memberikan masukan, pembekalan, ini sebetulnya kalau kamu sudah diangkat apa yang kamu lakukan. Banyak sekali dan juga peraturan-peraturan tentang disiplin,” tutur Haryomo.
Berdasarkan data per Januari 2025, seleksi CASN 2024 membuka sebanyak 248.970 formasi CPNS, serta 1.017.111 formasi PPPK. Kedua seleksi rekrutmen ASN itu dijadwalkan selesai pada Maret 2025.
Sementara itu, Menteri PANRB, Rini Widyantini, menekankan pentingnya penyelarasan data formasi, jabatan, dan penempatan. Menurut Rini, sejumlah instansi pemerintahan memerlukan waktu untuk menuntaskan proses rekrutmen CASN ini.
“Kami menyadari penyelesaian pengangkatan serentak ini memerlukan waktu karena harus dilakukan secara cermat dan hati-hati,” tegas Rini, dikutip dari keterangan resmi yang Tirto terima, Jumat (07/03/2025).
Rini juga menegaskan bahwa kementeriannya sedang menyiapkan peta jalan pengangkatan serentak CASN 2024 sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dan seluruh peserta seleksi yang telah dinyatakan lulus, termasuk juga bagi peserta yang saat ini masih mengikuti proses seleksi.
Selain itu, Rini memastikan bahwa anggaran belanja pegawai tidak termasuk dalam anggaran yang mengalami efisiensi. Rini juga telah mengimbau instansi pemerintah untuk menyiapkan anggaran bagi pegawai non-ASN yang masuk dalam data base BKN selama proses pengadaan PPPK 2024.
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Fadrik Aziz Firdausi