tirto.id - Wakil Ketua Komisi Yudisial (KY) Sukma Violetta mengingatkan pentingnya partisipasi perempuan dalam menjadi pemimpin.
Selain itu, dia juga menegaskan, panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seharusnya mempertimbangkan rekam jejak seseorang dengan serius untuk menjadi pemimpin.
Hal ini disampaikan Sukma ketika menghadiri diskusi bertajuk 'Pertimbangan Keseimbangan Gender Dalam Proses Pemilihan Pimpinam KPK, di Jakarta Selatan, Senin (29/7/2019).
Dia juga menyatakan, uji kompetensi dan sebagainya bisa saja diakali, tetapi rekam jejak tak akan bohong.
"Mana yang paling penting? Penelusuran track record seseorang," ujar Sukma.
Sukma juga mengaku, di KY sendiri, seleksi hakim agung selalu mengutamakan masalah rekam jejak. KY, kata dia, punya tim yang punya dasar intelijen untuk menentukan hakim agung yang terbaik.
"Memang ada bagian yang kerjanya penelusuran track record [...] Dia permanen dan melakukan penelusuran track record secara tertutup," ujar dia.
Dalam masa pendaftaran, terdapat 376 calon, lalu masuk tahap seleksi administrasi. Calon lolos tahap administrasi sebanyak 192 orang.
Pansel dibentuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan komisioner KPK perode ini yang habis pada Oktober mendatang.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali