Menuju konten utama
Penolakan Tambang

Ratusan Polisi Datangi Desa Wadas, Warga Merasa Terintimidasi

Julian sebut para ibu-ibu banyak yang berkumpul dan menangis ketakutan melihat polisi dengan peralatan lengkap. Mereka merasa terintimidasi.

Ratusan Polisi Datangi Desa Wadas, Warga Merasa Terintimidasi
Warga yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) memasang spanduk saat melakukan aksi damai di depan kantor Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sleman, D.I Yogyakarta, Kamis (6/1/2022).ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.

tirto.id - Warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kembali didatangi oleh aparat kepolisian dengan sejumlah kendaraan dan persenjataan pada Selasa (8/2/2022).

Kepala Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Julian Dwi Prasetya mengatakan, aparat memasuki rumah warga sudah sejak pagi. “Aparat memasuki desa sekitar pukul 10.00 WIB," katanya saat dihubungi reporter Tirto.

Julian memperkirakan ada sekitar ratusan aparat yang memasuki desa dengan sejumlah kendaraan dan juga perlengkapan antihuru hara seperti tameng dan juga tongkat.

“Para aparat juga sempat mengadakan apel di belakang Polsek Bener sebelum memasuki desa," ujarnya.

Tidak hanya aparat kepolisian saja yang memasuki desa, sejumlah tenaga dari tim pengukur tanah juga ikut disertakan. Hal ini menguatkan bahwa kedatangan para polisi masih berkaitan dengan penolakan tambang kuari yang materialnya akan dijadikan sebagai bahan pembangunan Bendungan Bener, sebuah proyek strategis nasional yang berada sekitar 5 kilometer dari Desa Wadas.

“Kedatangan polisi masih berkaitan dan menjadi ancaman terhadap warga yang menolak tambang," kata dia.

Akibat kedatang polisi yang mengintimidasi tersebut, para warga yang sedang beraktivitas normal menjadi terkejut. Bahkan tidak sedikit para wanita menangis ketakutan.

“Para ibu-ibu banyak yang berkumpul dan menangis ketakutan melihat aparat kepolisian dengan peralatan lengkap tersebut. Mereka merasa terintimidasi," jelasnya.

Saat ini para warga Desa Wadas berkumpul di masjid, sambil melantunkan doa-doa seraya saling melindungi satu sama lain. “Para warga semua ketakutan, dan keluar rumah menuju masjid," terangnya.

Julian khawatir, kedatangan aparat ini bisa menyulut emosi masyarakat sehingga bisa menimbulkan adu fisik di antara kedua belah pihak.

“Para aparat ini datang tiba-tiba, tidak ada diskusi, dan langsung membawa sejumlah peralatan lengkap seakan warga desa ini pelaku kriminal. Selain itu aparat juga banyak merusak banner penolakan tambang dan ini semakin menyulut emosi," ungkapnya.

Julian menuturkan ada indikasi saat ini pihak pemerintah memutus aliran listrik dan jaringan komunikasi di Desa Wadas.

“Dari tadi malam listrik padam di Desa Wadas, padahal wilayah sekitarnya masih menyala. Selain itu jaringan komunikasi juga terputus sehingga kami kesulitan untuk komunikasi dengan warga setempat," ujarnya.

Dalam kejadian para warga Desa Wadas banyak mengambil gambar serta video yang disebarkan di sejumlah akun media sosial. Salah satunya adalah akun Twitter @Wadas_Melawan.

Baca juga artikel terkait TAMBANG WADAS atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Hukum
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz