Menuju konten utama

Ratusan KPPS Wafat, KMN Desak Komnas HAM Bentuk Tim Pencari Fakta

KMN mendesak Komnas HAM membentuk TGPF lantaran selama ini kematian ratusan petugas pemilu tersebut belum mendapatkan hasil diagnosis yang jelas.

Ratusan KPPS Wafat, KMN Desak Komnas HAM Bentuk Tim Pencari Fakta
Warga mengangkat jenazah Sudirdjo, seorang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu serentak 2019 yang meninggal dunia usai mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk dimakamkan di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/Risky Andrianto/wsj.

tirto.id - Kolaborasi Milenial Nusantara (KMN) yang merupakan gabungan dari elemen dokter, advokat, pelajar mendatangi kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Kamis (9/5/2019).

Mereka mendesak Komnas HAM agar segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait ratusan petugas pemilu yang meninggal dan ribuan yang sakit saat bertugas selama Pemilu 2019.

"Kami melihat ada tanda-tanda kematian yang tidak wajar, karena 456 kematian ini terjadi dalam waktu tiga minggu saja sejak pemilu," ujar Inisiator KMN Dhienda Nasrul di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

Ia mendesak Komnas HAM untuk membentuk TGPF lantaran selama ini kematian ratusan petugas pemilu tersebut belum mendapatkan hasil diagnosis yang jelas.

"Kami telusuri diagnosa, hasilnya tidak transparan oleh KPU. Tidak jelas usia latar belakang, kasusnya seperti apa. Kami menduga ada yang ditutupi seperti bunuh diri," ujarnya.

Inisiator KMN lainnya yakni Wendi Ansori Putra juga menyayangkan sikap Komnas HAM yang bersikap biasa saja. Padahal, menurutnya, kasus seperti ini sudah bisa dikategorikan sebagai tragedi.

"Seharusnya tanpa ada pengaduan, seharusnya ada pernyataan untuk mempertanyakan ini. Kami nilai tim ini [TGPF] dibentuk untuk evaluasi, entah perekrutan, manajemen, dll. Ini harus ada yang tanggung jawab," ujarnya.

Mereka juga meminta kepada seluruh masyarakat, khususnya kaum muda untuk rehat sejenak dari euforia pemilu 2019. Sejenak untuk merenungkan kembali kematian ratusan dan ribuan petugas KPPS yang sakit.

"Singsingkan dulu urusan capres, kita fokus perjuangkan 400 lebih saudara-saudara kita yang menjadi korban sistem pemilu yang bermasalah," ujar Wendi.

Pada kesempatan tersebut, Wendi mengaku, apa yang ia perjuangkan murni untuk kepentingan petugas pemilu dan keluarga yang ditinggalkan. Tidak ada hubungannya dengan 01 dan 02.

"Ini persoalan kemanusiaan, kemanusiaan haruslah di atas politik," ujarnya.

Setelah mendesak Komnas HAM untuk segera membentuk TGPF demi mengusut tuntas kematian 456 petugas KPPS. Ia mengaku akan membawa laporan ini kepada tokoh-tokoh nasional yang menurutnya masih memiliki keberanian menyuarakan perjuangan ini.

Tujuannya, kata dia, untuk sama-sama membicarakan langkah perjuangan ke depan dan evaluasi kinerja penyelenggara pemilu.

"Setelah dari Komnas HAM akan kami bawa ini, bersama tokoh-tokoh nasional seperti Fahri Hamzah, Rizal Ramli, dan Din Syamsuddin," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Hukum
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto