Menuju konten utama

Ranitidin: Obat Asam Lambung Penyebab Kanker yang Ditarik BPOM

Mengenal Ranitidin, obat asam lambung penyebab kanker yang ditarik BPOM

Ranitidin: Obat Asam Lambung Penyebab Kanker yang Ditarik BPOM
Ilustrasi Obat. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik obat lambung ranitidin dari peredaran karena ditemukan senyawa yang mengandung unsur N-Nitrosodimethylamine (NDMA) dalam jumlah yang relatif kecil pada sampel produk yang mengandung bahan aktif ranitidin pemicu kanker.

BPOM dalam akun resminya menulis, penyebab penarikan obat ranitidin ini sebagai tindak lanjut dari informasi serta peringatan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat dan European Medicine Agency (EMA).

Daftar obat asam lambung ranitidin yang terdeteksi NDMA yang ditarik BPOM:

1. Ranitidine Cairan Injeksi 25 mg/mL yang diedarkanPT Phapros Tbk

2. Zantac Cairan Injeksi 25 mg/mL yang diedarkan PT Glaxo Wellcome Indonesia

3. Rinadin Sirup 75 mg/5mL yang diedarkan oleh PT Global Multi Pharmalab

4. Indoran Cairan Injeksi 25 mh/mL yang diedarkan PT Indofarma

5. Ranitidine Cairan Injeksi 25 mg/mL yang diedarkan PT Indofarma.

Mengenal Ranitidin, Obat Asam Lambung Penyebab Kanker

Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk pengobatan gejala penyakit asam lambung dan tukak usus. Badan POM telah memberikan persetujuan terhadap ranitidin sejak tahun 1989 melalui kajian evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu. BPOM menulis, Ranitidin tersedia dalam bentuk sediaan tablet, sirup, dan injeksi.

Bahan NDMA telah terbukti menyebabkan kanker pada hewan meskipun belum ada bukti pada manusia. Terkait hal ini Health Sciences Authority's (HSA) Singapura menulis, ranitidin adalah obat yang digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung pada pasien dengan penyakit asam lambung.

Obat ini umumnya diresepkan untuk penggunaan jangka pendek dari beberapa hari hingga beberapa minggu, dan hanya digunakan jika perlu.

BPOM telah memberikan informasi awal kepada profesional kesehatan soal konsumsi obat asam lambung ranitidin yang terkait temuan cemaran n-Nitrosodimethylamine (NDMA) dalam sampel produk berbahan aktif ranitidin.

Dokter ahli pencernaan Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG mengatakan, ranitidin masih aman dikonsumsi atau digunakan, tetapi sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Organisasi pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration mengutip dari CNN melaporkan, beberapa obat asam lambung ranitidin, termasuk merek Zantac mengandung zat pengotor yang dapat menyebabkan kanker.

Dilansir laman Ilmu Kesehatan Otoritas (HSA), Singapura telah mentransfer penjualan dan merek asam lambung ranitidin terkait kontaminasi pengotor N-nitrosodimethylamine (NDMA) yang digunakan dengan menggunakan obat.

Produk-produk tersebut meliputi Aciloc, Apo-Ranitidine, Hyzan, Neoceptin, Vesyca (dilapisi film), Xanidine, Zantac (injeksi, sirup, dan tablet) di Zynol-150.

Saat ini, BPOM belum merencanakan untuk menarik kembali produk-produk ini karena masalah tersebut masih harus dikaji lebih dalam lagi. Terkait hal itu, BPOM pun mengimbau profesional kesehatan untuk berhati-hati dalam meresepkan obat tersebut.

Menurut BPOM, pada saat ini tidak ada rekomendasi untuk menghentikan terapi bagian yang dimintanya. Jika dengan alasan tertentu pasien akan dihentikan terapi, harus disetujui dengan tenaga profesional kesehatan.

BPOM pun masih melakukan kajian, melakukan pengambilan sampel dan menguji bahan aktif terkait adanya NDMA di produk ranitidin. Hingga saat ini tidak ada anjuran untuk menghentikan perawatan.

Baca juga artikel terkait OBAT ILEGAL atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH