Indeks Sejarah Indonesia

Suksesi kepemimpinan raja di Kesultanan Yogyakarta kerap diwarnai intrik, pertumpahan darah hingga “pelanggaran” sejarah.

Brigjen Katamso dan Letnan Kolonel Sugijono dibunuh di Yogyakarta sebagai dampak lanjutan tragedi G30S 1965 di Jakarta.

Ahmad Yani punya sederet prestasi mentereng sebelum terbunuh pada 1 Oktober 1965.

"Itu dilakukan oleh sama-sama manusia. Kita tidak dapat mengungkapnya secara utuh karena selalu ada sisi gelap dari sebuah peristiwa." - Nani Surrachman Sutoyo

Soepardjo adalah satu-satunya jenderal Angkatan Darat yang aktif dalam G30S.

Awal sejarah panti asuhan di Indonesia adalah tempat penampungan anak-anak berdarah Indo.

Mayor Jenderal MT Haryono tewas ditembak di kediamannya sebelum dibawa ke Lubang Buaya pada dini hari awal Oktober 1965 itu.

Nyawa Soeprapto berkali-kali selamat dari ancaman bangsa asing, namun ia justru tewas oleh bangsa sendiri.

Selain menyekolahkan, Ayub Rais memberi Hatta pekerjaan di tengah perjuangan pergerakan.

Ia mempelajari falsafah Barat dan Timur serta jadi guru luar biasa bagi para seniman belia yang gemilang.

Menurutnya, apabila film itu diproduksi ulang dengan menggunakan data-data sejarah yang lebih kuat dan meluas, maka masyarakat bisa mendapat manfaat yang sangat besar.

Saat tewas di Lubang Buaya, Siswondo Parman menjabat sebagai staf jenderal Angkatan Darat urusan Intelijen.

Di masa PDRI 1949, Donald Izacus Pandjaitan adalah Kepala Pusat Perbekalan Pemerintah. Jelang akhir hidupnya, dia adalah Asisten Logistik Panglima Angkatan Darat.

Di malam jahanam itu, Letnan Kolonel Sugijono kena garuk anak buah Mayor Muljono.

Lagu ciptaan seniman Using bernama M. Arief itu dibuat untuk menggambarkan kesusahan warga Banyuwangi saat penjajahan Jepang.

Dua bulan sebelum waktu pernikahannya, Pierre dikira Nasution sehingga dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh di sana.

Pakar sejarah menilai publik sekarang bisa lebih cerdas dalam menilai isi film G30S/PKI karya Arifin C. Noer.

Dari Jepara, berkali-kali Ratu Kalinyamat mengirimkan armada tempur ke luar Jawa untuk mengenyahkan Portugis.

Serdadu Belanda sejak 1940 disarankan makan tempe, nasi goreng dan juga rendang agar mereka bertenaga melawan musuh.

Kyai Mojo menyebut Pangeran Diponegoro ingin menjadi raja dan mengingkari janjinya untuk membangun pemerintahan Islam di Jawa.