Gelombang tsunami hanya setinggi 10 sentimeter hingga 20 sentimeter, sehingga tidak sampai ke daratan dan tak memicu peringatan dini tsunami oleh BMKG.
Gempa tersebut juga dirasakan dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI) di Waingapu (skala III), Bima (skala III), Sumbawa (Skala III), dan Mataram (Skala II).
Usai gempa 7 SR di Maluku Utara, PT Pertamina Persero memastikan sarana dan fasilitas Terminal BBM (TBBM), Depot Pengisian Pesawat Udara dan Lembaga Penyalur Pertamina tak ada kerusakan.
Usai gempa Ternate magnitudo 7 di wilayah perairan antara Sulawesi Utara dan Maluku Utara pada Minggu (7/7/2019) malem, telah terjadi 16 gempa susulan.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyatakan gempa magnitudo 7,1 yang diperbarui menjadi 7,0, Minggu (7/7/2018) adalah jenis gempa bumi dangkal.
Usai BMKG mengumumkan gempa bermagnitudo 7 pada Minggu (7/7/2019), warga Tobelo, Provinsi Maluku Utara tetap mewaspadai kemungkinan terjadi gempa susulan.
Warga Ternate, Maluku yang mengungsi karena gempa magnitudo 7 yang berpotensi tsunami, pada Senin (8/7/2019), mulai kembali dari pengungsian ke rumah masing-masing.
Penyebab gempa yang terjadi di kawasan Ternate, Maluku Utara pada Minggu (7/7/2019) pukul 22.08 WIB adalah deformasi kerak bumi pada lempeng laut Maluku.
BMKG menyebutkan Lombok Selatan menyimpan potensi gempa megathrust bermagnitudo 8,5 dan gelombang tsunami hingga lima kilometer dengan ketinggian mencapai 20 meter.