Menuju konten utama

Beda Penyebab Gempa Maluku M7,1 & Gempa Bali M5 Info BMKG

BMKG mengungkap perbedaan penyebab gempa yang melanda Laut Maluku dengan magnitudo 7,1 pada Jumat (15/11/2019) dan gempa di Bali bagian utara M5 pada Kamis (14/15/2019).

Beda Penyebab Gempa Maluku M7,1 & Gempa Bali M5 Info BMKG
Ilustrasi gempa bumi. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap perbedaan penyebab gempa yang melanda Laut Maluku dengan magnitudo 7,1 pada Jumat (15/11/2019) dan gempa di Bali bagian utara M5 yang terjadi sebelumnya, Kamis (14/15/2019).

Informasi yang diberikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, menyebutkan, gempa Laut Maluku bertipikal diawali gempa pendahuluan (foreshocks) sebelum terjadi gempa utama (main shock) dan selanjutnya diikuti oleh serangkaian aktivitas gempa susulan.

Sebelumnya, pada petang hari 14 November 2019, wilayah Bali Utara juga diguncang gempa berkekuatan M5,0 yang sempat membuat panik warga di Buleleng dan sekitarnya. Sama seperti gempa Laut Maluku, gempa Bali juga diawali oleh gempa pendahuluan yang berkekuatan lebih rendah dari gempa utama, lalu serangkaian gempa susulan.

Meskipun gempa Laut Maluku dan gempa Bali Utara punya tipe yang sama, yaitu sama-sama didahului oleh serangkaian gempa pendahuluan, namun ada pula perbedaannya, yakni dalam hal sumber gempa dan mekanisme sumbernya.

Gempa Laut Maluku dipicu oleh adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku, sedangkan gempa Bali Utara dibangkitkan oleh sumber gempa Sesar Naik di Utara Bali.

Sedangkan gempa Ambon yang terjadi pada tanggal 26 September 2019 silam dan berdampak destruktif hingga menimbulkan korban jiwa, terjadi akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya.

Perbedaan juga terlihat dalam mekanisme sumbernya. Gempa Laut Maluku memiliki mekanisme sumber sesar naik (thrust fault), gempa Bali Utara memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique thrust), dan gempa Ambon memiliki mekanisme sesar geser (strike slip).

Sore tadi pula, Sabtu (16/11/2019) telah terjadi gempa yang dirasakan di Bitung dan sejumlah daerah lain di Sulawesi Utara dengan magnitudo 5,9 serta tidak berpotensi tsunami. Pusat gempa ini berada di laut, tepatnya 137 kilometer Timur Laut Bitung, dengan kedalaman 35 kilometer.

Getaran gempa dirasakan MMI II di Kota Bitung, Manado, Tomohon, Tondano, Tagulandang, Tahuna, hingga Ternate di Maluku Utara, dalam frekuensi kecil dengan durasi sekitar 2-3 detik.

Baca juga artikel terkait GEMPA HARI INI atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH