Indeks Dewas Tvri Vs Helmy Yahya

Kisruh internal TVRI antara Dewan Pengawas dan direksi terus berlanjut. Usai Dewas memecat tiga direktur, kini Komisi I merekomendasikan pemecatan Ketua Dewas TVRI Arief Hidayat Thamrin.

Komisi I DPR telah mengeluarkan rekomendasi pemberhentian terlebih dahulu terhadap Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI, Senin (11/5/2020).

Penghentian seleksi Dirut TVRI menyangkut anggaran untuk proses seleksi dan masalah gaji karyawan.

Dewan Pengawas TVRI mengumumkan pendaftaran pemilihan calon Direktur Utama TVRI pergantian antarwaktu (PAW) 2020-2022 pengganti Helmy Yahya.

Alih-alih memperdebatkan soal logika jati diri bangsa, TVRI didesak untuk kembali sebagai televisi publik.

Dewas menyebut utang sebesar ini pertama kali terjadi dalam sejarah TVRI.

Dana itu belum termasuk penyewaan alat-alat seperti lampu di setiap siarannya mencapai Rp12 juta.

TVRI membeli hak siar Liga Inggris selama tiga session multiyears dengan biaya mencapai Rp126 miliar.

Liga Inggris yang disiarkan TVRI merupakan monster program atau killer program, yang artinya televisi lain tak berhasil membelinya.

Pemecetan Helmy Yahya bermula dari serentetan persoalan di TVRI sejak 2018 berupa penundaan gaji karyawan.

TVRI di bawah pimpinan Helmy Yahya banyak program dan film asing yang sebagian berbayar dan sebagian gratis.

Helmy Yahya mengklaim Liga Inggris yang disiarkan TVRI merupakan program dambaan stasiun televisi di dunia.

Perwakilan karyawan yang memprotes pencopotan Helmy Yahya melayangkan mosi tak percaya ke Dewas TVRI.

Berdasarkan penuturan Dewan Pengawas kepada Menkominfo, Helmy didepak dengan alasan pelemahan lembaga.

Sesuai aturan di PP Nomor 13 Tahun 2005, seharusnya dewan pengawas memberikan waktu bagi direksi yang didepak untuk melakukan pembelaan selama sebulan.

Menkominfo Johnny G Plate meminta Dewan Pengawas TVRI dengan Dirut Helmy Yahya tidak berseteru di publik dan segera menyelesaikan masalah di internal.