Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah merinci dampak buruk dari potensi defisit anggaran yang semakin lebar imbas pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia.
Defisit APBN Rp101,04 triliun atau setara 0,63 persen dari PDB April 2019 salah satunya karena dipengaruhi oleh turunnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Menurut Sri Mulyani, ketidakseimbangan APBN itu terjadi salah satunya karena anggaran di era Presiden Soeharto menjadikan utang luar negeri sebagai penerimaan negara.
Wapres JK menyatakan pemerintah sampai sekarang memang memerlukan utang untuk menambal defisit APBN. Hal itu, kata JK, bukan persoalan sebab pemerintah selalu membayarnya tepat waktu.
Realisasi defisit APBN 2018 hanya 1,76 persen atau setara Rp259,9 triliun. Angka itu lebih rendah dari proyeksi pemerintah dan membaik dibanding realisasi pada 2017.