Menuju konten utama

Kemenkeu Target Defisit APBN 2021 Kisaran 3,21 hingga 4,17 Persen

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan pemerintah menargetkan defisit APBN 2021 bisa berada di kisaran 3,21 hingga 4,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kemenkeu Target Defisit APBN 2021 Kisaran 3,21 hingga 4,17 Persen
Menkeu Sri Mulyani (tengah) memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.

tirto.id - Kementerian Keuangan menargetkan defisit APBN pada 2021 bisa berada di kisaran 3,21 hingga 4,17 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Target ini nantinya bakal masuk sebagai komponen postur APBN 2021 yang akan dibahas pemerintah bersama DPR RI mulai semester II 2020.

“2021 sekitar 3,21-4,17 persen dari PDB,” ucap Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani dalam konferensi pers virtual, Rabu (20/5/2020).

Askolani tak menampik bila baru-baru ini pemerintah menaikkan defisit anggaran APBN 2020. Awalnya menurut Perpres 54/2020, defisit ditargetkan pada batas 5,07 persen atau Rp852,9 triliun.

Namun, belakangan angka ini naik menjadi 6,27 persen yang akan direalisasikan dengan revisi Perpres 54/2020. Secara nominal, nilai defisit terbaru berada di batas Rp1.028,5 triliun.

Askolani memastikan meski ada kenaikan defisit baru-baru ini untuk membiayai Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah akan konsekuen dengan janji menurunkannya bertahap. Ia bilang rencana awal agar defisit sudah kembali disiplin di angka 3 persen per 2023 tetap akan dipenuhi sesuai Perppu No. 1 tahun 2020.

“Makanya tendensi sudah turun. Resminya nanti di pidato presiden RAPBN 2021 Agustus 2020,” ucap Askolani.

Alasan Askolani, pemerintah selama 3 tahun ke belakang sudah berhasil menjaga disiplin fiskal dengan angka defisit berturut-turut di bawah 3 persen. Namun, kali ini ia bilang pemerintah membutuhkan segala sumber daya yang ada dalam rangka menghadapi COVID-19.

Alih-alih menghemat belanja saat pendapatan terkontraksi, ia bilang pemerintah perlu tetap menggenjot belanja atau countercyclical.

Baca juga artikel terkait RAPBN 2021 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz