tirto.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat defisit anggaran per Januari 2020 sudah menyentuh Rp36,1 triliun atau 0,21 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Defisit itu terjadi lantaran realisasi penerimaan negara baru mencapai Rp103,7 triliun sedangkan realisasi belanja sudah mencapai Rp139,8 triliun.
Meski demikian, nilainya lebih rendah ketimbang Januari yang mencapai Rp45 triliun atau 0,28 persen dari PDB.
“Defisit Rp36,1 trliliun atau 0,21 persen dari APBN,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (19/2/2020).
Dalam paparan APBN KiTa, realisasi pendapatan dalam negeri tercatat baru mencapai 4,4 persen dari target APBN 2020.
Pertumbuhan Penerimaan perpajakan tercatat negatif 6 persen dengan realisasi Rp84,7 triliun atau 4,5 persen dari target. Ada pun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh 2,3 persen dengan realisasi Rp19 triliun.
Penyebab lemahnya penerimaan tersebut, kata Sri Mulyani, adalah perlemahan ekonomi global.
Belanja negara cukup ekspansif dan sudah terealisasi 5,5 persen dari target. Meski demikian, dari sisi pertumbuhannya, belanja negara masih minus 6,2 persen dibandingkan tahun 2019 yang tumbuh 17,8 persen yakni mencapai Rp76,1 triliun.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana