Komoditas yang berpengaruh banyak dalam perdagangan Indonesia-India salah satunya adalah crude palm oil (CPO). Hal ini disinyalir memengaruhi sikap Indonesia.
Dosen Kimia ITB mengusulkan perlu pembedaan produk sawit untuk industri dan makanan. Alasannya standar sawit untuk industri tak perlu seketat untuk makanan.
Menteri Jonan menyatakan PLTD-PLTD milik PLN akan diarahkan memakai sumber energi hybrid, yakni gas dengan energi terbarukan, seperti surya dan solar berbahan CPO.
"Berdasarkan Standard Operational Procedure di Kemendag ada komponen biaya insurance dan freight yang harus diperhitungkan yaitu senilai 70 dolar per ton," ucap Susiwijono.
Pemerintah memutuskan menghapus pungutan ekspor CPO karena harga sawit terus merosot. Menurut Darmin Nasution, penghapusan pungutan CPO itu akan berlaku mulai awal Desember 2018.
Sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia harus membayar mahal dengan berkurangnya luas hutan. Hal ini juga berdampak pada habitat satwa liar. Namun sawit tak bisa dipungkiri telah memegang kendali ekonomi, dan terus mencengkeram.