Menuju konten utama

Puluhan Warga Mengungsi Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

BNPB menyatakan puluhan warga Lumajang mengungsi akibat meluapnya banjir lahar dingin Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024).

Puluhan Warga Mengungsi Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
Asap vulkanis keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (18/1/2024). Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pukul 06.00-12.00 WIB Gunung Semeru mengalami 12 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-22 mm selama 80-100 detik, tiga kali gempa Awan Panas Guguran (APG) dengan amplitudo 3-6 mm selama 26-44 detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/rwa.

tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan puluhan warga Lumajang mengungsi akibat meluapnya banjir lahar dingin Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024). Luapan lahar dingin terjadi setelah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi di sekitar Gunung Semeru sejak sore.

"Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh BPBD Kabupaten Lumajang pada pukul 22.50 WIB, sebanyak 32 KK mengungsi ke tempat lebih aman," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, kepada awak media, Jumat (19/4/2024).

Ia menyebutkan, lahar dingin tersebut menyebabkan tiga jembatan mengalami kerusakan. Ketiganya, jembatan penghubung Desa Gondoruso dan Desa Bades di Kecamatan Pasirian; jembatan di Dusun Sumberbulus Desa Oro-oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo; jembatan Jurangmangu di Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko.

"TRC BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan langsung menuju lokasi tersebut guna melakukan assessment dan melakukan percepatan penanganan banjir lahar dingin tersebut," kata Abdul.

Ia mengatakan, dinas kesehatan setempat telah menyiapkan diri untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga. Sementara itu, BPBD Lumajang hendak mempercepat proses evakuasi warga.

"Hingga kini tim gabungan masih berada di lokasi untuk melakukan monitoring," sebut Abdul.

Dalam kesempatan itu, Abdul mengimbau pemerintah daerah setempat untuk melakukan langkah penanganan dengan melihat potensi curah hujan secara berkala. Selain itu, pemerintah daerah setempat diimbau untuk memberikan informasi rutin kepada masyarakat terkait bencana alam yang diprediksi bakal terjadi.

"[Memberikan informasi] agar dapat meminimalisir dampak apabila banjir lahar dingin kembali terjadi," tutur Abdul.

Baca juga artikel terkait BENCANA ALAM atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang