Menuju konten utama

Pulau Baru di Rote & Danau Baru di Kupang, Bagaimana Menurut BMKG?

Pembentukan danau baru di NTT sering terjadi di daerah yang bertopografi karst.

Pulau Baru di Rote & Danau Baru di Kupang, Bagaimana Menurut BMKG?
Danau baru terbentuk di daerah Tankolo, Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, setelah Siklon Tropis Seroja menerjang daerah itu pada Minggu (4/4/2021). (ANTARA/Benny Jahang)

tirto.id - Usai badai tropis Seroja yang menerjang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), muncul fenomena pulau baru di sekitar perairan Kabupaten Rote Ndao.

Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi redaksi Tirto mengatakan, kemungkinan besar munculnya pulau baru yang berukuran kecil tersebut karena fenomena littoral drift atau longshore drift.

"Fenomena yang terjadi di perairan Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu munculnya semacam pulau kecil pasca terjadi badai tropis Seroja, menurut pribadi saya diduga kuat adalah fenomena littoral drift atau longshore drift," kata Daryono.

Daryono menjelaskan, fenomena ini terjadi akibat adanya arus laut di sepanjang pantai yang dapat mengangkut material sedimen-sedimen dangkal dari pasir atau material lainnya.

Adanya aliran dangkal yang membentuk hanyutan bahan rombakan ini memungkinkan terjadinya pengendapan material yang kemudian mengumpul dan terkonsentrasi di sutu lokasi hingga membentuk semacam “pulau” yang memanjang.

"Peristiwa terjangan badai Seroja yang terjadi beberapa waktu lalu, tentu mampu membangkitkan gelombang laut yang memiliki daya angkut material sangat signifikan hingga memungkinkan material tersebut terendapkan di suatu lokasi hingga membentuk pulau," ujar Daryono.

Namun demikian Daryono menegaskan bahwa pulau ini tidak akan bersifat permanen karena suatu saat dinamika laut akan menyebabkan terjadi abrasi hingga menjadikannya dasar laut lagi. Fenomena timbul dan tenggelam permukaan pulau pasir ini merupakan hal biasa.

Danau Baru di NTT dan Penjelasan Lengkap Soal Penyebabnya

Selain terjadi fenomena pulau baru, usai badai Seroja juga terbentuk danau baru di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang

"Danau baru? bukan! nanti akan kering sendiri dan kembali menjadi lahan seperti sebelum terjadi badai Seroja, ini hanya temporer saja, karena pasca terjadi hujan di atas normal saja," tegas Daryono.

Sementara itu, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dr. Herry Kota mengatakan fenomena alam terbentuknya danau baru di Kelurahan Sikumana, Kota Kupang saat terjadinya badai siklon tropis Seroja merupakan jenis danau dolina.

"Danau yang baru terbentuk di Sikumana ini masuk dalam kategori danau dolina atau danau karst," kata Herry melansir Antara.

Ia mengatakan, pembentukan danau seperti di Kelurahan Sikumana sering terjadi di daerah yang bertopografi karst atau bentangan alam yang memiliki siklus hidrologi khas sebagai akibat dari perkembangan batu karbonat.

"Wilayah Kota Kupang bertopografis karst terdiri dari batu kapur yang luas sehingga apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi akan terjadi proses erosi atau pelartan batu kapur sangat tinggi," ujarnya.

Menurut Herry yang juga Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Argo Ekologi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kota Kupang merupakan daerah bertopografi karst dengan tingkat keterjalan tinggi serta cekungan, tonjolan dan bukit berbatu yang tidak beraturan. Selain itu Kota Kupang juga memiliki aliran bawah tanah serta gua yang punya potensi pembentukan danau dolina.

Sehingga menurutnya, intensitas hujan yang sangat tinggi ketika terjadi badai tropis Seroja memungkinkan terbentuknya danau dolina seperti terjadi di Kelurahan Sikumana.

Namun, ia menegaskan bahwa danau dolina merupakan danau musiman sehingga ketika musim kemarau dengan penguapan yang tinggi maka air yang ada kembali menjadi kering.

"Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi maka pembentukan danau kembali terjadi karena suplai air sangat tinggi dari sumber-sumber mata air baru yang muncul di sekitar lokasi danau ini," kata Herry.

Sedangkan potensi adanya longsoran pada daerah sekitar danau baru itu menurutnya sangat kecil, karena tidak ada tekanan air yang besar menuju danau yang baru terbentuk itu.

Ia memperkirakan air dalam danau di Kelurahan Sikumana itu kembali mengering saat wilayah NTT masuk musim kemarau pada Oktober mendatang.

Baca juga artikel terkait BMKG atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH