Menuju konten utama

Program Antigolput, Peneliti Militer Sebut Bela Negara Melenceng

Program Bela Negara telah melenceng dari tujuan awal memasukkan edukasi antigolput.

Program Antigolput, Peneliti Militer Sebut Bela Negara Melenceng
Peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) bela negara karyawan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)  angkatan ke-7 mengikuti orientasi pembukaan diklat di Korem 162/WB di Mataram, NTB, Selasa  (6/11/2018). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.

tirto.id - Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (Lesperssi) merespons keluaran Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 2008 tentang Rencana Aksi Bela Negara Tahun 2018-2019, yang salah satu programnya memuat sosialisasi antigolput.

Peneliti LESPERSSI, Beni Sukadis menilai, program Bela Negara yang memuat sosialisasi anti golput tak relevan dan sudah melenceng.

"Saya mempertanyakan itu. Itu aneh dan menunjukan Pemerintah terlalu paranoid terhadap golput. Padahal tidak ada yang salah dari golput, hanya tidak menggunakan haknya saja. Sosialisasi antigolput terkesan golput itu salah dalam pemilu," kata Beni saat dihubungi wartawan Tirto, Rabu (30/1/2019).

Program itu, kata dia, melenceng jauh, karena rancangan awal Bela Negara memfokuskan pada ancaman dalam dan luar negeri dalam bentuk serangan, ideologi, atau invasi ekonomi.

Di tengah persiapan Pemilu 2019, kata Beni, ada kencenderungan membawa program Bela Negara ke ranah politik praktis, sehingga melenceng dari tujuan awal.

"Enggal relevan, enggak ada urusannya. Jauh dan sudah menyimpang," katanya.

Presiden mengeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 2008 tentang Rencana Aksi Bela Negara Tahun 2018-2019.

Salah satu programnya adalah dengan melakukan sosialisasi gerakan antigolput dalam penyelenggaraan Pemilu melalui media sosial, seminar, iklan layanan masyarakat, ceramah, dan dialog interaktif/diskusi.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali