Menuju konten utama

Profil Dr.dr.H.R. Soeharto yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Dr. dr. H.R. Soeharto masuk dalam jajaran lima tokoh yang akan diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia, berikut profilnya.

Profil Dr.dr.H.R. Soeharto yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional
Warga melintas di depan mural bergambar tokoh Pahlawan Nasional di Jalan Raya Situ Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (13/10/19). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.

tirto.id - Nama Dr. dr. H.R. Soeharto masuk dalam jajaran lima tokoh yang akan diberi gelar pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Pemberian gelar pahlawan nasional itu akan dilakukan jelang peringatan Hari Pahlawan 10 November, tepatnya pada 7 November 2022.

Menurut Menkopolhukam sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, Mahfud Md kelima tokoh yang akan diberi gelar pahlawan nasional dinilai berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan dengan berbagai pembangunan.

“Hari ini Bapak Presiden sesudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-Tanda Kehormatan, itu memutuskan tahun ini memberikan lima (gelar pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa yang telah ikut berjuang mendirikan negara Republik Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan-pembangunan sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat,” katanya, seperti yang dikutip dari laman resmi Presiden RI.

Adapun kelima nama tokoh yang akan menerima gelar pahlawan nasional termasuk:

  1. Dr. dr. H. R Soeharto (Jawa Tengah)
  2. KGPAA Paku Alam VIII (DI Yogyakarta)
  3. dr. R. Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat)
  4. H. Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara)
  5. KH. Ahmad Sanusi (Jawa Barat).

Profil Dr. dr. H. R Soeharto: Dokter hingga Pahlawan Nasional

Dr. dr. H. R Soeharto merupakan tokoh kelahiran Jawa Tengah pada 24 Desember 1908. Menurut Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), R. Soeharto muda menikah dengan seorang penulis sekaligus guru bernama Sinta Kaliente Tedjasukmana.

Melalui pernikahannya tersebut, pasangan R. Soeharto dan Sinta Kaliente dikaruniai enam orang anak. Dua di antara anak-anaknya cukup dikenal publik saat ini, yaitu pengacara Dewi Kamaratih dan pengusaha properti terkenal, Dewi Arimbi.

R. Soeharto mengawali kariernya dengan menjalani praktik kedokteran keluarga. Di tahun 1937 hingga 1942 ia mendirikan dan mengelola klinik bersalin kecil di Jalan Kramat 128 Pavilyun. Setelahnya, ia mulai direkrut untuk bekerja di bawah pemerintahan.

Nama R. Soeharto sendiri sering disebut dalam berbagai teks sejarah. Ia kerap kali diperkenalkan sebagai dokter pribadi sekaligus sahabat dari Soekarno dan Moh. Hatta.

Berkat kedekatannya dengan para The Founding Fathers ia sering terlibat dalam berbagai peristiwa bersejarah. Salah satunya mendampingi Bung Karno dalam kunjungan politik di berbagai kota dan negara untuk mempersiapkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Selain terlibat dalam peristiwa kenegaraan, R. Soeharto juga mendampingi Soekarno-Hatta dalam kepentingan pribadi. Salah satu yang paling berkesan adalah ketkia dirinya menemani Soekarno untuk melamar Rahmi, (calon) istri Moh.Hatta.

Tentunya lamaran tersebut diterima dengan baik oleh keluarga Rahmi, yang kini resmi menjadi istri dari Bung Hatta. Kendati demikian, peran R. Soeharto sebagai tokoh nasional lebih dari sekadar sahabat dan dokter pribadi Soekarno-Hatta.

Selain menjadi seorang dokter, ia turut menerima gelar sebagai "Bapak PKBI" setelah berjasa dalam memprakarsai berdirinya PKBI. PKBI sendiri merupakan organisasi masyarakat sipil dari berbagai golongan, khususnya pekerja kesehatan yang bekerja untuk menginisiasi program Keluarga Berencana (KB).

Organisasi tersebut mulai berdiri secara resmi pada 1957, namun kegiatannya sudah berjalan sejak 1953. PKBI dibentuk seiring dengan adanya masalah kelahiran yang timbul di masyarakat pasca kemerdekaan.

Banyak orang yang mulai berani memiliki anak setelah situasi dalam negeri terbebas dari perang dan penjajahan. Seiring dengan hal tersebut angka kehamilan dan kelahiran meningkat. Sayangnya, hal itu juga sejalan dengan meningkatnya angka kematian ibu dan bayi.

Lonjakan angka kematian ibu dan bayi dipicu oleh belum meratanya akses terhadap fasilitas kesehatan bagi ibu dan bayi, ditambah minimnya pengetahuan kesehatan di kalangan masyarakat.

Oleh karena itu, masyarakat yang peduli terhadap masalah tersebut berkumpul untuk membantu menjalankan program KB. Kelompok itulah yang kemudian diresmikan sebagai PKBI, yang salah satu tokoh pentingnya adalah R. Soeharto.

Ia tampil dalam diskusi dengan anggota Field ServiceInternational Planned Parenthood Federation (IPPF) yang menjadi tonggak berdirinya PKBI pada 23 Deseber 1957. Selain itu, R. Soeharto juga diberikan kepercayaan untuk menjadi pemimpin PKBI yang pertama.

Selain, dikenal sebagai Bapak PKBI, R. Soeharto juga berkontribusi dalam pendirian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 24 Oktober 1950.

Berkat jasanya tersebut nama R. Soeharto digunakan sebagai nama gedung pusat IDI di Jakarta, yaitu Gedung Dr. R. Soeharto. Melansir Antara, peresmian gedung tersebut berlangsung baru-baru ini, tepatnya pada 30 Agustus 2022.

Menurut Ketua Umum IDI, Adib Khumaidi, di mata IDI R. Soeharto adalah sosok yang terus berupaya membangun kesehatan bangsa ke arah yang lebih baik. Ia juga menanamkan pemahaman bahwa semua yang dilakukan oleh seorang dokter harus didasari oleh kepentingan rakyat dan negara.

Tidak hanya berjasa di bidang kesehatan, R. Soeharto turut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia pasca kemerdekaan. Mengutip Presiden RI, R. Soeharto terlibat dalam pembangunan sejumlah infrastruktur Tanah Air, khususnya dalam Proyek Mercusuar yang digagas oleh Soekarno.

Ia ikut andil dalam pembangunan kawasan Sarinah Thamrin Jakarta, Monumen Nasional, dan Hotel Indonesia. R. Soeharto juga menjadi salah satu pendiri bank pertama di Indonesia, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI).

Selain itu, selama Soekarno menjabat R. Soeharto juga dipercaya untuk menduduki peran sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas. Kegiatan R. Soeharto di pemerintahan berakhir pada 1967 setelah diberhentikan dengan hormat sebagai dokter pribadi presiden.

Setelah pensiun, R. Soeharto kembali menjalani praktik kedokterannya hingga 1978. Ia juga aktif berkegiatan dalam perkumpulan profesi serta organisasi sosial. Dokter sekaligus tokoh nasional itu tutup usia pada 30 November 2000. Ia meninggal di Jakarta pada usianya yang ke-91 tahun.

Baca juga artikel terkait PAHLAWAN NASIONAL atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya