tirto.id - Direktur Eksekutif Bank Dunia, Wempi Saputra mengakui, kepemimpinan Presidensi G20 Indonesia sempat pecah ketika Indonesia memutuskan untuk mengundang Rusia hadir dalam KTT G20 di Bali. Karena keputusan mengundang Rusia sempat mendapat penolakan dari negara-negara G20 lainnya.
"Maka beberapa negara menginginkan indonesia sebagai presidensi tidak mengundang Rusia. Tapi diundang pas April," kata Wempi di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022).
Namun sebagai tuan rumah, Indonesia tetap berkomitmen mempertahankan forum G20 menjadi salah satu keberhasilan presidensi dan diakui negara G20. Tidak hanya mempertahankan bahkan Indonesia juga menyediakan forum dialog.
"Kalau sekali tidak diundang jadi G19, bisa jadi setelah itu berkurang lagi, pecah. Dulu kan tidak mau kalau Rusia ngomong matiin kamera, Rusia di ruangan walk out," ujarnya.
Mantan Staf Ahli Menteri Keuangan itu menambahkan, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen bahkan sempat menolak datang ke G20 karena ada perwakilan Rusia.
Namun setelah negosiasi dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yellen luluh dan memutuskan hadir.
"Iya kemarin (Yellen) datang. (Sri Mulyani negosiasi) intinya menjaga keutuhan, kedua bareng-bareng menyelesaikan masalah global, krisis. Ketiga mereka juga memberikan kontribusi kepada kita untuk bidang kesehatan, digital energi," tandasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang