Menuju konten utama

Presiden PKS Sebut Indonesia Idap 4 Penyakit Politik

"Kita justru hari ini mengidap empat penyakit demokrasi Indonesia," kata Sohibul Iman

Presiden PKS Sebut Indonesia Idap 4 Penyakit Politik
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyampaikan pidato politik dalam acara puncak Milad ke-20 PKS di Sentul Internasional Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO/Arif firmansyah

tirto.id - Presiden PKS Sohibul Iman mengungkapkan empat penyakit di lingkungan politik Indonesia yang menyebabkan demokrasi Indonesia bermasalah meskipun sudah memasuki orde reformasi.

"Di tengah-tengah konsolidasi demokrasi yang belum tuntas ini ternyata kita justru hari ini mengidap empat penyakit demokrasi Indonesia," kata Sohibul Iman di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/5/2018).

Penyakit pertama adalah munculnya high cost politic. Menurut Sohibul, high cost politic membuat orang berintegitas tidak bisa ikut dalam pemilu. Padahal, orang tersebut layak dipilih karena punya integritas dalam bisa berkontribusi bagi masyarakat.

Sehingga, lanjutnya, high cost politic menyulitkan orang mendapat tokoh berintegritas.

"Akibat lanjutannya, mereka yang terpilih bukan orang yang punya integritas dan juga kapabilitas tapi semata-mata punya isi tas dan karena itu para pemimpin yang terpilih dari demokrasi yang mahal ini adalah para pemimpin kelas-kelas kelas medioker kelas-kelas yang tidak menjanjikan lah untuk kita semua," kata Sohibul.

Permasalahan kedua adalah kemunculan gerakan oligarki. Menurut Sohibul, kelompok oligarki ini menjadi tangan yang mengatur politik Indonesia.

Mereka menggunakan modal yang dimiliki untuk membuat Indonesia buruk atau baik.

"Politik kita mau baik atau buruk merekalah yang mengatur hari ini. Saya kira itu penyakit yang tidak boleh kita biarkan," tutur Sohibul.

Selanjutnya, Sohibul menyatakan masalah ketiga adalah interlocking politic atau saling kunci dalam berpolitik.

Sohibul memandang, eksekutif dan legislatif saling mengunci untuk mendapatkan keuntungan. Ia mengklaim, proses saling mengunci juga mulai merambah ke tingkat yudikatif. Hal itu membuat hukum menjadi mainan penguasa dalam mencari keuntungan

Terakhir adalah politik involutif. Masyarakat berputar-putar dalam permasalahan yang sama tanpa ada solusi. Menurutnya, seharusnya masyarakat bisa menyelesaikan masalah dengan mencari jawaban yang tepat.

Baca juga artikel terkait PKS atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Yulaika Ramadhani