Menuju konten utama

Presiden Katakan Perang Ideologi di Dunia Belum Selesai

Jokowi menyampaikan bahwa perubahan dunia sudah di depan kita sehingga perlu memperkuat diri dengan nilai-nilai karakter bangsa dan keagamaan.

Presiden Katakan Perang Ideologi di Dunia Belum Selesai
Presiden Joko widodo nge-vlog bersama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. FOTO/screenshot/Youtube

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan banyak orang mengira bahwa pertarungan ideologi di dunia sudah selesai, karena tembok Berlin (Jerman) sudah roboh dan usainya perang dingin antara blok barat dan blok timur.

"Tidak, dengan cara berbeda mereka akan masuk, entah lewat musik, entah lewat tari, entah lewat budaya, ekonomi, hati-hati," kata Presiden saat berbicara dalam acara peluncuran program penguatan pendidikan Pancasila di halaman belakang Istana Bogor, Sabtu (12/8/2017) dilansir Antara.

Presiden mengatakan ideologi Pancasila itu bisa mengarahkan kembali kepada cita-cita bangsa Indonesia dan untuk membendung infiltrasi ideologi dari luar.

"Nanti secara detail UKP Pemantapan Ideologi Pancasila bisa menyampaikan, apa sih yang hrus kita kerjakan agar infiltrasi ideologi dari luar dan pertarungan ideologi itu tetap kita menangkan," tutur Presiden.

Jokowi kembali mengingatkan bahwa sekarang ini perubahan dunia sangat cepat sekali, dan transisi ini arus diantisipasi agar tidak terlindas.

"5-10 tahun lagi generasi W generasi Y akan mempengaruhi politik, mempengaruhi 'landscape' pasar, mempengaruhi ekonomi 'landscape' sosial, semuanya akan berubah karena yang mempengaruhi anak-anak muda semuanya yang pegangnya adalah 'smartphone, handphone, gadget'," ujar Jokowi.

Presiden mengingatkan bahwa perubahan itu sudah nyata di depan kita sehingga perlu dilakukan untuk memperkuat diri dengan nilai-nilai karakter bangsa dan keagamaan.

"Semuanya harus kita perkuat karena terjangan ideologi, pertarungan ideologi, inflitrasi ideologi itu nyata ada, baik lewat media sosial, entah lewat facebook, instagram, video blog, twitter, lewar pad, bisa lewat semuanya," papar Presiden.

Jokowi mengungkapkan, "banyak anak muda saat ini sudah kehilangan karakter bangsa, sehingga perlu diingatkan kembali agar nilai-nilai karakter ke-Indonesia hilang karena terjangan infiltrasi ideologi atau pertarungan ideologi yang menjadikan kita kalah".

"Coba lihat inflitrasi budaya itu sudah masuk gang-gang kita. KPOP tahu semuanya, Gangnam Style tahu semua, SNSD tahu semuanya," ucap Presiden, menegaskan.

Jokowi mengatakan tidak mempermasalahkan generasi dan mengenal grub-grub band dari negara luar tersebut, tetapi jangan sampai seluruh energi untuk mereka semua.

Presiden juga mengakui kalau dirinya sering menonton grub band luar negeri, bahkan Jumat (11/8/2017) dirinya nonton konser musik "We The Fest" di JI EXPO Kemayoran Jakarta.

"Tadi malam juga saya juga nonton di 'We The Fest'. Saya sampai jam 12.00 tadi malam. Saya nonton," ungkapnya.

Bahkan Jokowi juga menyebut beberapa penyanyi dan grub band luar negeri yang pernah ditontonnya, seperti Metalica, Linkin Park.

"Saya nonton untuk membandingkan posisi kita ada di mana, kekalahan kita ada di mana, kita ada di mana, jangan kita tergerus oleh itu. Senang ngak apa-apa, tapi jangan berikan kesenangan kita semuanya pada dia," katanya.

Presiden mengatakan dirinya sering nonton grub band musik luar negeri itu untuk mengetahui bagaimana mereka menata manajemen lampunya (lighting), manajemen panggungnya serta pengelolaan penontonnya.

Jokowi mengakui bahwa Indonesia sebenarnya memiliki itu semua, dan bahkan Indonesia budaya dan jenis tarian yang jumlahnya puluhan ribu dari Sabang sampai Merauke.

Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia sebagai negara besar. Ke depan akan menghadapi tantangan yang lebih berat, namun optimisme dan rasa kebanggaan sebagai negara besar jangan sampai hilang.

Presiden juga mengingatkan sebagai negara besar yang memiliki banyak suku, bahasa, agama serta kepercayaan jangan melupakan idelogi Pancasila yang bisa menyatukan itu semua.

"Pancasila yang menyatukan kita di sini, karena kita memang berbeda, itu yang harus kita sadari bersama, jangan yang satu berasa benar sendiri, yang satu merasa pinter sendiri, yang satu merasa betul sendiri, kita berbeda-beda, ini perlu yang kita ingatkan," pesan Presiden kepada 540 mahasiswa dan dosen yang hadir dari 510 perwakilan perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.

Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia yang memiliki 240 juta penduduk, 17 ribu pulau, 714 suku, 1.100 lebih bahasa rawan gesekan sehingga jika ada sedikit gesekan untuk segera dirukunkan.

Presiden juga meminta para mahasiswa untuk rajin memposting mengenai Pancasila, mengingatkan tentang keragaman, kemajemukan agar seluruh rakyat tahu tentang keragaman yang kita miliki.

"Sekali lagi menjadi tugas kita bersama melakukan pembinaan ideologi Pancasila ini adalah kerja kita semua, agar seluruh masyarakat sadar bahwa Negara kita ini Negara majemuk, beragam," tutur Jokowi.

Presiden juga menyatakan bahwa tidak mungkin Unit Kerja Presiden (UKP) Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP), pemerintah, MPR bekerja sendiri.

"Kita harus mengajak semua kalangan untuk terlibat dalam kerja besar ini. Mulai Perguruan tinggi, ormas-ormas keagamaan, organisasi kepemudaan semuanya harus bekerja bersama dalam membangunkan kembali pembinaan ideologi pancasilP di Negara kita," ujar Presiden, berharap.

Baca juga artikel terkait PRESIDEN JOKOWI atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yulaika Ramadhani
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani