tirto.id - Presiden menginginkan agar pembangunan pasar tradisional tidak mementingkan bentuk fisik saja, tapi juga pengelolaan manajemennya yang meliputi pembukuan dan pencatatan keluar masuk uang harus dikelola dengan baik.
“Tidak usah pakai AC karena akan menjadi beban biaya listrik. Yang penting pedagang rapi, gotong royong bersama dan pembeli datang nyaman,” kata Presiden saat meresmikan Pasar Raya Amahami Kota Bima, Jumat (29/4/2016). Peresmian ini mengawali rangkaian kunjungan kerja presiden ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua.
Peresmian pasar itu menjadi tanda realisasi program Revitalisasi 1.000 pasar rakyat 2015 yang disampaikan Presiden di Pasar Manis Purwokerto, Kabupaten Banyumas, pada Juni lalu. Presiden saat itu mengharapkan, jangan sampai pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern, sebab jika dibiarkan saja pasar tradisional akan hilang.
Seperti dikutip dari Setkab.go.id, Tim komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, memberi keterangan bahwa setelah meresmikan Pasar Raya Amahami, Presiden dan rombongan akan kembali ke Bandara Internasional Lombok, NTB menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. Presiden selanjutnya akan melanjutkan perjalanan ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Ari mengatakan, Presiden Jokowi di Jayapura dijadwalkan akan meresmikan Pembukaan Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016, sekaligus menyaksikan partai pembuka dalam turnamen itu, yakni Persipura Jayapura melawan Persija Jakarta.
Ari menambahkan, setelah meresmikan pembukaan ISC 2016 dan menonton pertandingan partai pembuka, Presiden yang juga didampingi oleh ibu negara Iriana Joko Widodo akan bermalam di Jayapura.
Dalam kunjungan ke NTB dan Papua kali ini, Presiden didampingi oleh Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. (SETKAB)