tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi tertekan pada sesi perdagangan pagi ini, Rabu (29/6/2022). Posisi IHSG diperkirakan masih berada pada rentang 6.921 sampai dengan 7.074.
Sebelumnya, IHSG ditutup melemah di zona merah pada sesi perdagangan Selasa kemarin. Indeks berada di level 6.996 (-0,28 persen) dari penutupan perdagangan sebelumnya.
"Hari ini IHSG berpotensi tertekan" kata CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya dalam risetnya, Selasa (28/6/2022).
William mengatakan, pergerakan IHSG terlihat masih memiliki kecenderungan bergerak sideways. Sehingga potensi tekanan masih akan membayangi.
"Terlebih peluang tekanan terdapat pada harga komoditas yang ada, menjadi sentimen kurang begitu baik terhadap pergerakan saham-saham yang berkaitan dengan harga komoditas," jelasnya.
Berikut ini beberapa rekomendasi dari Yugen Bertumbuh Sekuritas, untuk saham-saham berpotensi dicermati pada perdagangan hari ini, diantaranya adalah :
- WTON
- SMRA
- ASRI
- PWON
- BSDE
- BBCA
- BBNI
- BINA
- UNVR
Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper menambahkan, ada beberapa saham layak dicermati pada perdagangan hari ini. Dia pun rekomendasikan saham milik PWON Pakuwon Jati Tbk dengan target price 520 – 530, entery level 490 – 500, dan stop loss 484.
"Mengalami koreksi dan breakdown support. Sell/Cut Loss," ujarnya.
Selain PWON, Dennies juga rekomendasikan saham milik SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. SSMS menurutnya masih menarik dikoleksi dengan target price 1.210 – 1.235, entry level 1.140 – 1.160, dan stop loss 1.125.
"Candlestick membentuk higher high dan higher low dengan volume cukup tinggi berpotensi menguat dan uji resistance terdekat," ujarnya.
Disclaimer: Artikel ini merupakan rekomendasi dan analisis saham dari analis sekuritas yang bersangkutan, bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Apabila akan membeli/menjual saham, pelajari lebih teliti dan tiap keputusan ada di tangan investor.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang