tirto.id - Pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkomitmen mendorong penguatan kesetaraan gender dan perlindungan hak perempuan. Komitmen itu termaktub dalam dokumen visi dan misi Prabowo-Gibran.
Prabowo menilai masalah kultural menjadi salah satu faktor perempuan Indonesia kurang banyak menduduki posisi strategis dalam kepemimpinan nasional.
"Ini masalah kultural," kata Prabowo dalam acara dialog capres di Kantor PWI Pusat, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).
Prabowo mengatakan banyak perempuan yang ingin masuk ke politik, tetapi dilarang suaminya agar tak boleh pergi jauh dari rumah mereka. Adapula perempuan yang dilarang orang tuanya untuk terjun ke politik.
"Di politik kita ingin [partisipasi] perempuan, tetapi suaminya tak mau istrinya jauh-jauh dari rumah. Kedua, kalau masih muda, orang tua tak izin, dia merasa tanggung jawab anaknya," ucap Prabowo.
Kendati demikian, Prabowo memandang kedudukan perempuan dalam sejumlah posisi strategis di Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain.
Ketua Umum Partai Gerindra itu mencontohkan sosok Megawati Soekarnoputri yang pernah menjadi Presiden ke-5 RI. Selain itu, Ketua DPR RI saat ini dijabat oleh perempuan, yakni Puan Maharani.
"Yang jelas kalau kita lihat ketua DPR kita perempuan, Menkeu, Menteri Luar Negeri (dijabat) perempuan, pimpinan parpol perempuan," tutur Prabowo.
Prabowo mengatakan lain halnya jika dari keluarga politik justru ada perempuan yang maju di kursi DPRD Provinsi, tetapi masih dituduh politik dinasti.
"Akhirnya nanti tuduhan dinasti lagi. Karena bapaknya politisi, ibunya sudah tahu hidup sebagai istri politisi, anak perempuannya kadang-kadang diizinkan. Kadang-kadang ada fenomena, bapaknya caleg di DPR RI, anaknya di provinsi," tutur Prabowo.
Prabowo mengatakan sejatinya perempuan di Indonesia jauh lebih memiliki kekuatan dibandingkan laki-laki. Oleh karena itu, Prabowo meyakini akan lebih banyak lagi perempuan yang akan menjadi pemimpin.
"Jadi, perempuan itu banyak power di Indonesia. Kadang power itu tidak kelihatan. Saya percaya pemimpin perempuan tidak lama lagi jadi pemimpin," kata Prabowo Subianto.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto